LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Rencananya pengurus baru Majelis Ulama Indonesia (MUI) Riau dibawah kepemimpinan Prof DR Ilyas Husti MA akan dikukuhkan di Hotel Aryaduta, Pekanbaru, Rabu 17 Maret 2021. Sejalan pengukuhan tersebut, terbentuk pula Forum Ormas Ulama dan Pondok Pesantren sebagai wadah para ulama Riau yang punya misi menyatukan para ulama dan ormas Islam karena tidak sehaluan dengan pengurus MUI saat ini.
Demikian diungkapkan salah satu penggagas Forum Ormas Ulama dan Pondok Pesantren Drs H Rasyidi Hamzah. Ustadz Rasyidi ini mengatakan, para ormas dan ulama yang ingin mendirikan wadah ini tetap tak mengakui keabsahan pemilihan pengurus MUI Riau yang baru. “Ini terkesan dipaksakan oleh MUI pusat untuk mengeluarkan SK kepengurusan, walau telah diupayakan oleh tokoh ulama dan ormas agar Musda-7 diulang,” katanya.
Rasyidi mengatakan, dalam pandangan para ulama dan sebagian Ormas Islam, pengukuhan MUI Riau oleh MUI pusat sebagai memperpecah ulama dan dan ormas yang ada di Riau. Tanpa memandang persatuan dan kesatuan yang kokoh.
“Kami sangat menyayangkan sekali bahwa MUI saat ini tidak mendapat dukungan seluruh komponen ulama, Ormas Islam dan masyarakat secara keseluruhan. Bahkan pemerintah daerah enggan menyokong secara keseluruhan. Apalagi dilihat dari struktur pengurus banyak pejabat dan akademisi yang duduk ketimbang ulama atau perwakilan ormas yang ada,” terangnya.
Ia berharap setelah pengukuhan nanti, MUI saat ini bisa memberikan solusi untuk masyarakat Riau, jangan sebaliknya memberikan dampak buruk terhadap hubungan baik dengan pemerintah maupun Ormas Islam Provinsi Riau.
“Selamat bekerja kepada pengurus baru yang kalau kami lihat dari strukturnya orang-orang tingkat pendidikan yang sudah tinggi. Tentu ini mampu membuat terobosan terhadap persoalan umat dan peningkatan agama Islam di Riau. Tentu bisa bermitra dengan pemerintah daerah dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang ada,” sindirnya.
Ia juga berharap sikap dan ungkapan pengurus MUI Riau tidak membingungkan masyarakat dalam berbagai hal antara satu pengurus dengan yang lainnya. ***
