OK Nizami Terkejut, Unirab Bangun Rumah Adat Melayu

Bangunan Rumah Melayu Atap Kajang yang berada di kawasan Riau Abdurrab Malay Heritage, Universitas Abdurrab Pekanbaru.

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – “Saya seperti terkejut dan terharu ketika dr Susi (Susiana Tabrani) menunjukkan keinginannya membangun Rumah Adat Melayu di lingkungan kampus ini.”

Ungkap ini disampaikan budayawan Melayu OK Nizami Djamil ketika dirinya diminta memberikan sambutan pada acara peresmian Riau Abdurrab Malay Heritage dan Rumah Adat Raja Ahmad Engku Haji Tua bin Raja Haji Fiilsabilillah di lingkungan Kampus-2 Unirab di Jalan Bakti, Marpoyan Damai, Pekanbaru, Sabtu 27 Agustus 2022.

“Susi bertanya, apakah betul rumah adat Melayu itu serupa ini, Pak OK. Ya, saya jawab. Betul. Ini namanya Rumah Adat Melayu Atap Kajang atau pandan berlipat,” lanjut  tokoh adat Melayu yang sudah berumur 85 tahun ini.

Menurut OK Nizami, masih ada dua bentuk lagi Rumah Adat Melayu Riau, yaitu, rumah beratap limas yang bentuknya dipengaruhi adat Melayu daerah lain, serta Rumah Adat Melayu beratap lontik yang terdapat di Kampar.

Tokoh adat Melayu Riau ini menyatakan, dia sangat mendukung apa yang telah dibuat Susiana Tabrani. “Abdurrab,” OK Nizami menyebut datuknya Susiana, “itu kawan di atas saya. Tabrani Rab dulu sekolah di SMA 1, saya guru menggambarnya. Memang mereka orang-orang hebat. Teguh dan sangat cinta kepada Melayu dan Riau,” katanya.

Pembina Yayasan Abdurrab dr Susiana Tabrani mengatakan, untuk membangun Rumah Adat Melayu ini dia sudah melakukan kunjungan ke Kampung Gelam Singapura, di kawasan Warisan Budaya Melayu, menyaksikan Masjid Sultan dan peninggalan Kerajaan Melayu Johor-Riau lainnya di sana.

“Dari sinilah muncul keinginan membentuk Riau Abdurrab Malay Heritage itu,” ujarnya.

Balik dari Singapura, kata Susiana, dia singgah ke Pulau Penyengat, ziarah ke makam ulama dan pujangga besar Melayu Raja Ali Haji. “Rumah adat yang dibangun ini pun akhirnya menyerupai Rumah Adat Melayu yang ada di Pulau Penyengat.”

Rumah adat ini diberi nama Rumah Adat Melayu Engku Haji Tua bin Raja Haji Fiisabilillah. Nama yang diambil dari orang tua Raja Ali Haji, atau putranya Raja Haji Fiisabilillah, pahlawan nasional yang gugur di Teluk Ketapang, Melaka, ketika menghalau penjajah.

Menurut Susiana, dia ingin membangun kawasan Unirab Kampus-2 ini sesuai dengan keinginan ayahnya, Prof dr Tabrani Rab, yang meninggal 14 Agustus lalu, dan dimakamkan di samping Masjid At Tabrani, masih di kawasan kampus-2.

“Ayah kami berpesan, bantulah Riau. Bantulah orang Melayu. Orang Melayu itu sangat perlu dibantu. Mereka miskin-miskin di daerahnya sendiri,” ujar Susiana menirukan ucapan ayahnya.

Untuk membantu Riau, kata Susiana, ayahnya menyekolahkan semua anaknya jadi dokter, kemudian mendirikan lembaga-lembaga pendidikan. “Dengan cara inilah membantu orang Melayu. Lewat pendidikan dan kesehatan. Melahirkan orang-orang berpendidikan, cerdas dan kuat.”

Mengapa dengan kebudayaan dan rumah adat? Menurut Susiana, itulah juga bagian dari ayahnya yang suka seni dan sangat kukuh dengan kebudayaannya.

Inilah yang akan dibangun di kawasan ini, kata Susi, memadukan sains (pendidikan), agama dan budaya menyatu dan berkembang dalam satu wadah. Oleh karena itu, Susi meminta, agar berbagai pihak memberikan dukungan untuk mewujudkan ini.

Tabrani Rab, selain berpraktek sebagai dokter dan mendirikan sejumlah lembaga pendidikan, juga pernah menulis dan menerbitkan buku puisi, menerjenahkan naskah sandiwara, serta sangat peduli pada sanggar-sanggar dan kegiatan seni kebudayaan.

Tabrani Rab juga telah memberangkatkan Sanggar Seni PLT Laksemana Pekanbaru, mewakili Indonesia mengikuti Festival Folklor Sedunia yang diselenggarakan Association Culturelle E’changes Intenationaux di Perancis dan Spanyol 1995 dan 1996.

Drs Yoserizal Zen, Kepada Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, mewakili Gubernur Riau, menyatakan apreasiasi dan dukungan atas dibangunnya Rumah Adat Melayu dan hadirnya Riau Abdurrab Malay Heritage di lingkungan perguruan tinggi Unirab.

Menurut Yoserizal, dengan dibangunnya Rumah Adat Melayu dan hadirnya Riau Abdurrab Malay Heritage bermakna Yayasan Abdurrab juga ikut berkontribusi merawat khazanah kebudayaan Melayu Riau. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *