LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Bertempat di Rumah Dinas Wakil Gubernur Riau, Jalan Sisingamangaraja, Kota Pekanbaru, Kamis 26 Januari 2023 Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia turut menghadiri pertemuan dengan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Riau.
Seperti diketahui pada saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang dilaksanakan, Rabu 25 Januari 2023, Menteri Kesehatan secara resmi me-Launching Data SSGI Tahun 2022 yang menyatakan bahwa saat ini tercatat angka Stunting di Riau adalah 17 persen. Artinya, Stunting di Riau mengalami penurunan sebanyak 5,3 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini menandakan keberhasilan dari kerja keras semua pihak yang terlibat dalam upaya percepatan penurunan stunting.
“Upaya yang kita lakukan selama ini, Alhamdulillah telah membuahkan hasil. Jika tadi disampaikan pada tahun 2021 angka stunting kita itu berada di 22,3 persen, sekarang kita berada di 17 persen. Tentu saja harapannya pelaksanaan percepatan penurunan stunting tahun ini bisa lebih terkoordinasi lagi,” ucap Wagub, Jumat 27 Januari 2023.
Lebih lanjut, Edy Natar mengatakan bahwa upaya ini tidak bisa hanya dilakukan oleh pihak pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah saja.
“Oleh karena itulah penyelesaian penurunan stunting ini tidak bisa hanya diserahkan kepada pihak pemerintah semata. Karena membutuhkan pendekatan-pendekatan pentahelix dan melibatkan semua unsur yang ada. Baik dari pemerintah, swasta maupun akademisi,” lanjutnya.
Wagub yang juga Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Riau berharap kegiatan ini bisa dilakukan dengan serius. Dibuktikan dengan komunikasi dan koordinasi yang dilakukan berjalan lancar. Sehingga Provinsi Riau mampu menurunkan angka stunting sesuai target nasional yaitu 14 persen di tahun 2024 bahkan bisa lebih rendah dari target yang ditetapkan.
Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia, menyampaikan harapannya terhadap pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting di tahun 2023, salah satunya terkait pendampingan kepada Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Untuk diketahui bersama, tahun 2022 telah dilaksanakan pendampingan kepada TPK, namun baru sebatas lingkup kecil yakni kepada tenaga bidan. Kedepannya Mardalena mengatakan pihaknya mengharapkan adanya pendampingan untuk kader PKK dan kader KB.
“Salah satu pendukung percepatan penurunan stunting adalah TPK yang diketahui saat ini berjumlah 10.674 tim yang akan mendampingi keluarga beresiko stunting. Dari pemantauan, belum semua TPK mampu melaksanakan semua tugasnya. Untuk itu kami berharap melalui PT RAPP, Tanoto Foundation dan Yayasan Cipta kita bergerak bersama untuk memberikan penguatan kepada TPK,” jelasnya.
Selanjutnya Mardalena juga meminta agar PT RAPP agar melebarkan sayapnya untuk melakukan pelatihan pengolahan pangan lokal kepada seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Riau.
“Melalui RAPP kader posyandu kita telah dilatih untuk mengolah pangan lokal, ini sudah sesuai dengan arahan presiden yang mengatakan tidak boleh memberikan makanan tambahan (PMT) pabrikan harus panganan lokal yang mengandung gizi hewani seperti telur, ayam dan ikan. BKKBN juga memiliki program serupa, yakni Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). Harapan kedepannya kita semua bisa bersinergi bersama sehingga fokus kegiatan tidak hanya di 4 kabupaten (Siak, Pelalawan, Kampar, Meranti). Namun, meliputi seluruh Kabupaten/Kota,” katamya.
Turut hadir pada kesempatan ini Kepala DP3AP2KB Provinsi Riau, Kepala Bappedalitbang Provinsi Riau, Dinar Kesehatan Provinsi Riau, Perwakilan PT RAPP, Yayasan Cipta dan Tanoto Foundation. ***