LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Rangkaian perlombaan momentum Hari Keluarga Nasional (Harganas) tahun 2023 terus berlanjut, salah satunya adalah Perlombaan Kelompok KB Pria. Penilaian dilakukan oleh tim penilai dari BKKBN RI dengan melakukan verifikasi data melalui peninjauan langsung ke Kelompok KB Pria Smartas Sejahtera, Senin 12 Juni 2023.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Pekanbaru, Camat Rumbai, Lurah Umban Sari dan Limbungan Baru, Bhabinsa, Bhabinkamtibmas, Kepala Puskesmas, jajaran bidang KB DPPKB Kota PKU, PKB/PLKB dan Kader KB.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Dra Mardalena Wati Yulia, M.Si menyebutkan bahwa Kelompok KB Pria Smartas Sejahtera sebelumnya telah menjadi juara 1 tingkat Provinsi Riau dan mewakili Riau di tingkat nasional Regional 3. Untuk Regional 3 Smartas Sejahtera masuk kedalam 3 besar nasional.
Mardalena mengatakan, Kelompok KB Pria merupakan ujung tombak pelaksanaan program KB Pria di lapangan yang berupaya, berkomitmen dan berdedikasi memberikan penyuluhan, KIE dan sosialisasi kepada masyarakat dengan harapan masyarakat dapat mengenal dan memiliki komitmen yang tinggi untuk terlibat dalam peningkatan KB pria.
“Saya yakin dan percaya dengan adanya kelompok KB Pria seperti ini bisa menjadi motivator untuk munculnya kelompok KB pria lainnya. Tidak hanya di Pekanbaru, melainkan di daerah lainnya juga. Namun yang masih menjadi PR bersama adalah bagaimana meningkatkan KIE karena dilapangan masih banyak ditemukan pahaman yang salah,” kata Kaper Mardalena.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua Tim Penilai dr. Tuty Sahara yang mengatakan bahwa saat ini kesertaan KB Pria ini masih rendah.
“Oleh karena itu kita perlu berupaya bagaimana pria turut berperan, karena ada beberapa hal pada wanita yang menyebabkan tidak mungkin untuk memakai salah satu alat kontrasepsi,” lanjutnya.
Selanjutnya, Camat Rumbai Veni Herliza dalam sambutannya mengapresiasi Kelompok KB Pria Smartas Sejahtera karena diketahui salah satu motivasi pemasangan kontrasepsi ini adalah sayang istri.
Seperti diketahui, alat kontrasepsi hormonal (pil, suntik, implant) mempengaruhi keseimbangan hormonal dan bagi yang tidak cocok bisa beresiko haid tidak teratur, kegemukan, muka berjerawat dan lain-lain.
KB non hormonal juga bukan tanpa resiko. IUD jika tidak terpasang dengan benar bisa menimbulkan flek/perdarahan, juga rasa sakit saat berhubungan atau saat mengangkat beban. Satu lagi metode yaitu MOW, dilakukan dengan operasi besar dengan segala resikonya.
Sementara KB Pria jauh lebih kecil resikonya. Kondom nyaris tidak beresiko karena jarang ditemui pengguna yang menderita alergi lateks. Paling hanya merasa kurang nyaman dan kurang praktis saja. Vasektomi atau MOP, walau dilakukan dengan operasi namun karena sasaran operasi yaitu saluran mani ada di luar rongga tubuh sehingga hanya perlu operasi ringan dengan bius lokal dan bisa selesai kurang dari 20 menit jika tidak ada faktor penyulit.
“Sekarang ini tidak ada alasan untuk tidak memakai alat kontrasepsi. Bukan hanya wanita, pria pun bisa,” ujarnya.
Selanjutnya Kepala Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana Muhammad Amin mengatakan pada kenyataannya kesertaan KB Pria masih sangat rendah, namun pihaknya terus berupaya melakukan KIE dan sosialisasi.
“Alhamdulillah dengan gencar melakukan KIE dan sosialisasi di lapangan, saat ini kita sudah memiliki cadangan dua akseptor yang akan melakukan MOP.” lanjutnya.
Harapannya Kelompok KB Pria Smartas Sejahtera bisa menjadi percontohan sehingga bisa meningkatkan dan menumbuhkan motivasi kelurahan serta kecamatan lain untuk membentuk kelompok KB pria lainnya. ***