Riau  

PHR Optimis Pemboran Dapat Dipercepat Melalui Cluster Drilling

PHR Optimis Pemboran Dapat Dipercepat Melalui Cluster Drilling

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Melalui metode pemboran satu tapak banyak sumur (cluster drilling), PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mempercepat proses pemboran. Inovasi ini juga telah mengurangi waktu dan biaya untuk pengadaan serta konstruksi tapak sumur di Lapangan Petani, dengan total efisiensi mencapai Rp 248 miliar pada tahun 2024.

Biasanya, pemboran dan konstruksi produksi satu sumur dilakukan di atas satu tapak (wellpad). Proses pengadaan tapak dimulai dengan pembebasan lahan, stabilisasi tapak melalui pemadatan, penyediaan jalan operasi, penyambungan jaringan listrik, serta pembangunan pipa penyalur ke jaringan distribusi utama.

Dengan menerapkan inovasi clustering drilling, PHR dapat melakukan pemboran beberapa sumur produksi di atas satu tapak menggunakan metode directional drilling.

“Sejak Pertamina Hulu Rokan mengambil alih kelola lapangan-lapangan minyak di Wilayah Kerja Rokan pada 2021 lalu, Lapangan Petani menjadi salah satu lapangan primadona dengan produksi minyak terbesar di WK Rokan. Inovasi semacam ini perlu dilakukan untuk mencapai target jumlah eksekusi pemboran yang terus meningkat di WK Rokan”, ujar Andre Wijanarko, EVP Upstream Business PHR melalui keterangannya, Selasa 8 Oktober 2024.

Andre menambahkan bahwa metode ini juga secara signifikan mengurangi pergerakan zig-zag rig dari satu tapak sumur ke tapak lain, yang tentu saja mengurangi potensi insiden. Inisiatif ini, lanjut Andre, bahkan dapat memangkas setidaknya 15 persen biaya pemboran.

Pemangkasan biaya mulai dari pembebasan lahan, penyediaan tanah timbun, hingga potensi masalah sosial. Bahkan pihak tim Asset Development (AD) North sebagai penanggung jawab inisiatif tersebut mengungkapkan bahwa cluster drilling terinspirasi dari metode pemboran lepas pantai (offshore), di mana beberapa sumur diakomodir di satu platform.

Bagaimana PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menetapkan titik sumur dan arah pemboran masing-masing sumur? Andre menjelaskan bahwa tim AD North menggunakan transformasi digital dan otomatisasi yang mereka sebut SMART-CDSL (Cluster Drilling Selective Location).

Proses penetapan titik sumur dan arah pemboran dilakukan melalui evaluasi dan integrasi antara lokasi target reservoir, serta mempertimbangkan lokasi tapak AMDAL yang tersedia di area wellpad baru. Evaluasi juga dilakukan untuk mengidentifikasi potensi kolisi dengan sumur yang sudah ada.

Seluruh data tersebut kemudian dianalisis dengan bantuan Artificial Intelligence, yang memungkinkan penghitungan cycle time dari tahap persiapan hingga eksekusi pemboran dapat dipercepat secara signifikan.

Dengan penerapan cluster drilling, PHR menargetkan penyelesaian 50 sumur pada tahun 2024 di Lapangan Petani. Jumlah ini meningkat pesat dibandingkan rata-rata pemboran sejak alih kelola WK Rokan kepada PHR pada tahun 2021 hingga 2022.

“Kami sangat mengapresiasi inovasi-inovasi dari para muda PHR dalam menghadapi tantangan operasi. Banyak inisiatif yang tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga mempercepat proses tanpa mengorbankan keselamatan, dan sekaligus meningkatkan produksi,” ungkap Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus.

Metode dan strategi cluster drilling juga mulai diterapkan di Lapangan Hiu, Gulamo, dan Obor untuk kegiatan pemboran tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi ini dapat digunakan dalam kampanye pemboran masif di lapangan-lapangan onshore, seperti pengembangan pola waterflood, CEOR, dan kampanye pemboran masif lainnya, baik di WK Rokan maupun di lapangan-lapangan migas lainnya.***

Editor: Fahrul Rozi/Penulis: M.Amrin Hakim

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews