Riau  

Sebanyak 85 Calon PPPK Sebagai Penyuluh KB di Riau Ikuti Ujian Serentak

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia turut memantau kegiatan ujian calon PPPK untuk bidang Penyuluh KB di Riau di Kampus PCR Rumbai, Minggu (09/04/2023).

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Sebanyak 85 orang Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Provinsi Riau mengikuti ujian yang berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia, Minggu 09 April 2023, di Kampus Politehnik Calex Rumbai (PCR).

Pelaksanaan ujian yang merupakan uji kompetensi tambahan PPPK bagi calon penyuluh KB dilaksanakan berkat kerjasama antara BKKBN Perwakilan Provinsi Riau dengan PCR sebagai penyediaan sarana, ditinjau langsung oleh Kepala Biro Umum dan Humas (Birumas) BKKBN RI, Putut Riyatno.

Di sela-sela pelaksanaan ujian, Putut Riyatno menjelaskan dirinya datang ke Riau untuk memastikan pelaksaan ujian berlangsung tertib dan lancar.

“Saya datang langsung untuk melalukan monitoring kegiatan seleksi penerimaan PPPK, yaitu ujian tambahan, diikuti sebanyak 85 calon, mudah-mudahan lulus smeua karena kuota untuk Riau sebanyak 107, karena yang lulus seleksi administrasi hanya 85,” jelasnya.

Dikatakan, secara serentak di seluruh Indonesia, untuk penerimaan PPPK sebagai Penyuluh KB lebih dari 12.400. Tetapi yang ditetapkan lulus administrasi hanya 6.607. Kemudian satu orang dinyatakan bermasalah sehingga menjadi 6.606.

“Untuk seluruh Indonesia, kuota sebanyak 4.413, tapi dibagi secara regional. Jadi peserta diberikan hak memilih untuk memilih tiga daerah pilihan tetapi di setiap regional. Seperti Reginal Sumatera, maka peserta pilihan utamanya di Riau, sedangkan pilihan kedua dan pilihan ketiga di daerah atau provinsi lain yang berada dalam satu regional,” rincinya.

Dikatakan juga bahwa jumlah penyuluh BKBBN secara nasional sebanyak 13.600, sedangkan kebutuhan mencapai 30.000, sehinhgga kekurangannya masih banyak.

“Idealnya satu penyuluh itu membina dua desa, kenyataannya saat ini ada satu penyuluh yang membina 4-5 desa, bahkan ada yang satu penyuluh membina 8 sampai dengan 10  penyuluh. Jadi sangat tidak ideal, makanya setiap tahun ditambah melalui seleksi,” urainya.

Dalam rangka memenuhi jumlah tersebut, BKKBN membuat kebijakan bisa diisi daerah lain, sehingga dalam beberapa tahun semua kebutuhan dapat terpenuhi.

“Mungkin dari provinsi lain bisa mengisi, sehingg dipenuhi kebutuhannya. Contoh di Lampung itu,  kuotanya hanya 228 tetapi yang mengikuti tes mencapai 427, maka peserta dari Lampung, kalau tidak lulus di sana maka bisa melihat peluang di Riau,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia menjelaskan bahwa kebutuhan penyuluh di Riau masih jauh dari ideal. Sebab saat ini rationya satu penyuluh membina enam desa.

“Sekarang satu penyuluh banding 6 desa, idealnyakan satu penyluh banidng dua desa, dengan kondisi desa yang ada Riau masih banyak kurangnya. Malahan ada yang sangat jauh, seperti di Rohul hanya punya dua PKB. Di Inhil itu seperti di Pulua Burung tidak ada petugas, tentu saya berharap 85 orang calon bisa lulus, apalagi rata-rara sudah berpengaralaman di lapangan, sesuai dengan syaratnya mininal dua tahun sebagai honor petugas lapangan. Jika 85 ini lulus maka bisa menambah ratio petugas lapangan, bisa menambah jumlah dalam rangka pencapaian program terutama stunting, karena bisa menjadi pendamping keluarga,” urainya.

Mardalena Wati Yulia menyebutkan melalui seleksi PPPK, maka kebutuhan PKB di Riau dapat dipenuhi untuk menambah Sumber Daya Manusia dalam rangka mencapai program BKKBN.

“Kita berharap melalui seleksi PPPK bisa dipenuhi, karena kalau penerimaan CPNS kuotanya sangat sedikit. Alhamdulillah Kepala BKKBN berjuang sehingga bisa menambah petugas di lapangan melalui penerimaan PPPK,” katanya. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *