LAMANRIAU.COM , PEKANBARU – Defisit anggaran Pemprov Riau tahun 2024 mencapai angka Rp 1,3 triliun dinilai memalukan dan menjadi rapor buruk pemerintahan.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau, H Parisman Ihwan SE MM menilai, penyebab defisit anggaran karena tata kelola keuangan tanpa perencanaan matang.
Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, defisit anggaran seperti ini baru pertama kali terjadi di Provinsi Riau.
“Sungguh miris bagi kami, ketika Komisi 3 yang dipimpin Edi Basri berkonsultasi dengan Bapenda dan TPAD kemarin, menemukan defisit anggaran tahun 2024 sebesar Rp 1,3 triliun atau paling bisa ditekan di angka Rp 950 miliar,” sebut Parisman Ihwan, Jumat (8/11/2024).
Diakuinya, penyebab utama defisit anggaran karena pengelola keuangan tahun 2024 tidak becus. Sehingga anggaran yang diprediksi masuk dan dipakai untuk belanja tahun 2024, ternyata tidak sama dengan angka yang dicanangkan.
Sebagai contoh, yang direncanakan Rp 500 miliar, ternyata tak masuk dari Silpa. Begitu juga dengan sisa tender.
Banyak hal-hal yang dianggarkan tahun 2023 lalu, kemudian diprediksi pada APBD 2024, tak sesuai dengan angka yang dicanangkan tersebut.
Terkait kondisi ini, ia meminta agar BPK melakukan audit setelah habis tahun berjalan. Sebab, akibat defisit ini berdampak akan banyaknya kegiatan tunda bayar, plus akan banyak beberapa program yang mungkin tidak bisa terlaksanakan.
Hal paling kentara program yang tak bisa terlaksana yang bersentuhan dengan masyarakat, seperti program pendidikan, kesehatan. “Karena banyak kami lihat itu belanja di infrastruktur,” terangnya.
Ke depan, lanjut Parisman, Pemprov Riau diharapkan meningkatkan pendapatan untuk menutupi defisit anggaran sekarang.
Sekadar diketahui, prediksi pendapatan yang diproyeksikan pada APBD 2025 sekitar Rp 9,8 triliun, lebih rendah dari target awal sebesar Rp 10 triliun. (*)