Mimbar  

Menyambut Syaban Bersiap Menuju Ramadhan

Ilustrasi

LAMANRIAU.COM – Bulan Syaban, bulan kedelapan dalam kalender Hijriah, pada tahun ini akan berlangsung pada 31 Januari hingga 28 Februari. Sementara itu, Ramadhan kemungkinan akan dimulai pada 1 atau 2 Maret 2025.

Salah satu doa Nabi Muhammad saw menyambut bulan ini adalah “Allaahumma baarik lanaa fii Rajaba wa Sya‘baana wa ballighnaa Ramadhaanaa” yang bermakna, “Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban. Sampaikan kami pada bulan Ramadhan.” Doa tersebut adalah harapan umat Islam, bukan cuma untuk mendapatkan keberkahan pada Rajab dan Syaban, tetapi juga agar diberi umur panjang untuk menemui Ramadhan.

Tinggal sekitar sebulan lagi. Seorang muslim layak mempersiapkan diri agar dapat beribadah sebaik-baiknya pada bulan suci tersebut. Persiapan tersebut dapat dilakukan sejak Rajab hingga Syaban ini. Abu Bakr Al-Balkhi melukiskan, “Rajab adalah masa menanam (tanaman), Syaban adalah masa menyiram (tanaman tersebut), dan Ramadhan adalah masa memanen (menuai hasil).

Allah berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 102, “Ittaqullah haqqa tuqatih” yang bermakna, “Bertakwalah kalian kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya.” Dengan takwa, kita akan taat kepada Allah dilandasi iman dan harapan memperoleh pahala. Dengan takwa, kita tidak akan berat menjalankan perintah sekaligus menjauhi larangan-larangan-Nya.

Syaban adalah bulan terakhir bagi umat Islam sebelum menyambut Ramadan. Di dalamnya, terdapat 29 atau 30 hari yang dapat dimaksimalkan oleh kita dengan mengerjakan berbagai amalan. Yang pertama dan yang paling utama adalah segera membayar utang puasa. Jika pada Ramadhan tahun lalu kita ada satu atau beberapa hari yang bolong, Syaban ini ibarat kesempatan terakhir untuk melunasinya.

Sebenarnya terdapat kesempatan setahun untuk melunasi utang puasa, terhitung sejak 2 Syawal hingga menjelang Ramadhan. Oleh karenanya, akan jadi sebuah kerugian bagi kita jika tidak bisa membayar qadha puasa ketika Ramadhan yang baru, datang menyapa.

Amalan lain yang bisa dikerjakan saat Syaban tiba adalah memperbanyak puasa sunnah. Diriwayatkan dari jalur Aisyah, bahwa “Nabi saw. belum pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak dari bulan Syaban.” (H.R. Tirmidzi). Puasa sunnah pada bulan Syaban, entah itu puasa Senin-Kamis, puasa Ayyamul Bidh, atau puasa Daud, dapat melatih tubuh dan jiwa kita untuk bersiap sebelum berpuasa selama sebulan penuh pada Ramadan.

Selain itu, pada bulan Syaban terdapat malam nisfu Syaban, yaitu malam 15 Syaban yang tahun ini bertepatan dengan 13 Februari 2025. Diriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda, “Allah Swt. melihat semua makhluk-Nya pada malam pertengahan bulan Syaban, Dia memberi ampunan pada semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan yang bermusuhan (dengan saudaranya).” (H.R At-Thabrani).

Pada malam nisfu syaban, terdapat banyak amalan yang bisa dilakukan, seperti membaca Al-Quran, berzikir, dan mengerjakan salat sunah sembari memohon ampun kepada-Nya. Tak pelak, Syaban adalah bulan ketika seseorang membersihkan diri sebaik mungkin untuk menyambut bulan “pertempuran melawan hawa nafsu”, yaitu bulan Ramadhan.

Semoga kita dapat memanfaatkan momentum datangnya kedua bulan itu dengan sebaik mungkin. Tiada yang tahu apakah kita masih bisa menyambut Ramadhan tahun berikutnya atau tidak. Yang bisa dilakukan adalah berbuat sebaik mungkin selama masih bernapas, dan mengumpulkan amal sebanyak mungkin menuju akhirat. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews