LAMANRIAU.COM, JAKARTA – Hari Selasa, 16 Juli 2019, sekira pukul 07.18.35 WIB, wilayah Samudera Hindia Selatan Bali-Nusa Tenggara diguncang gempabumi tektonik.
Hingga pukul 10.00 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan 9 kali aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitude terbesar M=3.2 dan magnitude terkecil M=2.4.
“Sembilan gempa susulan terjadi usai gempa bumi mengguncang M6.0 Kabupaten Jembrana, Bali,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, Selasa (16/7/2019).
Meski demikian, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta menghindar dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” pungkasnya.
Sebelumnya, gempabumi tektonik M6,0 mengguncang Kabupaten Jembrana Bali. Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M=6 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,8. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 80 km arah selatan Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali pada kedalaman 104 km. (ilc)