LAMANRIAU.COM, SINGAPURA – Para guru di Singapura berhenti menggunakan Zoom sebagai sarana pembelajaran jarak jauh, setelah celah keamanan memunculkan gambar cabul saat para siswa tengah mengikuti pelajaran menggunakan aplikasi video conference itu.
Kementerian Pendidikan Singapura mengatakan sedang menyelidiki pelanggaran, yang mereka sebut sebagai ‘insiden serius’ itu.
“Sebagai tindakan pencegahan, para guru kami akan menangguhkan penggunaan Zoom mereka hingga masalah keamanan ini diselesaikan,” kata Aaron Loh, Direktur Divisi Teknologi Pendidikan di Kementerian Pendidikan Singapura kepada Channel News Asia.
Orangtua siswa yang mengaku sebagai Ms Loh, mengatakan bahwa putrinya, yang kini duduk di bangku sekolah menengah pertama, sedang mengikuti pelajaran geografi melalui Zoom ketika gambar-gambar cabul tersebut muncul di layar.
Dua pria yang menyusup di konferensi video Zoom meminta siswa wanita memotret diri mereka sendiri, tambahnya.
Ms Loh, yang seorang pegawai negeri mengatakan bahwa putrinya, yang belajar di sebuah sekolah di bagian timur Singapura, bercerita tentang kejadian itu.
“Saya senang dia menceritakan kejadian itu kepada saya. Dia sepertinya berusaha untuk tidak mempermasalahkannya, tapi saya katakan kepadanya dia harus takut dengan insiden seperti itu, karena ini tidak normal, dan mungkin bahkan ilegal,” katanya.
Ms Loh mengatakan bahwa guru segera mengakhiri sesi, tetapi ‘kerusakan telah terjadi’.
“Kelas, atau setidaknya putriku, melihat foto-foto cabul, dan mendengar apa yang diminta orang-orang itu,” katanya.
“Kami sudah bekerja sama dengan Zoom untuk meningkatkan pengaturan keamanan dan membuat langkah-langkah keamanan ini jelas dan mudah diikuti,” kata Aaron Loh.
Kementerian Pendidikan Singapura menambahkan bahwa pada bagiannya, itu akan memastikan semua protokol keamanan dipatuhi setiap saat.
“Kami telah mengulangi dan menjelaskan kepada semua guru kami langkah-langkah keamanan yang harus mereka patuhi ketika menggunakan platform konferensi video tersebut. Ini termasuk mengharuskan masuk yang aman dan tidak membagikan tautan rapat di luar siswa di kelas,” kata Aaron Loh.
Namun, pembelajaran berbasis rumah tidak akan terganggu, ia menambahkan.
“Para guru akan terus memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia di bawah Ruang Belajar Siswa Singapura, serta pengajaran dan pembelajaran offline (bukan live),” ujar Aaron Loh.
Dia menambahkan bahwa pihak kementerian akan terus bekerja dengan orang tua untuk memastikan lingkungan belajar yang aman, dan sekolah juga akan membimbing siswa tentang perilaku yang sesuai ketika menghadiri pelajaran online.
“Dalam kasus siswa yang tidak mematuhi aturan, kami akan mengambil langkah yang tepat untuk menasihati dan membimbing mereka. Jika perlu, kami juga dapat memberlakukan tindakan disipliner,” pungkasnya. (ILC)