LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Anggota Komisi V DPRD Riau H. Agung Nugroho menyayangkan kebijakan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk pencairan bantuan keuangan Pemrov Riau di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pekanbaru. Akibatnya ribuan orang antri setiap hari tanpa melalui protokol kesehatan yang benar.
Tadi saya sempat melihat proses penyerahan BLT Pemprov yang disalurkan Pemko di BPR Pekanbaru, di Jalan Arifin Achmad. Terkesan mengabaikan protokol Covid-19. Karena semua masyarakat yang datang tampak tidak diatur dan bahkan ada yang tidak mengenakan masker,” sebut Agung, Sabtu (20/6/2020).
Sejak beberapa hari ini, kantor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pekanbaru di Jalan Arifin Achmad Marpoyan Damai tampak padat dipenuhi warga untuk melakukan pencairan BLT Pemerintah Provinsi Riau untuk warga terdampak Covid-19 sebesar Rp300 ribu.
Agung mengatakan, selama ini Pemko selalu mengingatkan warga untuk menerapkan protokol kesehatan selama masa Pandemi Covid-19 belum berakhir. Meski pun saat ini Pekanbaru sudah menerapkan kehidupan New Normal.
“Kemarin baru saja kita mendengar kabar yang cukup mengagetkan. Dimana ada penambahan klaster baru di Ibukota Provinsi. Yakni klaster Bank BRI Jalan Sudirman. Nah kami enggak mau ada lagi klaster baru,” tukasnya.
Politisi Demokrat ini khawatir, tidak adanya pelaksanaan protokol Covid-19 saat penyaluran BLT, memunculkan adanya klaster baru kasus Covid-19. Dia meminta Pemko kembali mengetatkan aturan protokol kesehatan Covid-19.
Berdasarkan keterangan dari warga yang ikut antri, hari ini adalah jadwal pencairan bantuan untuk 1.600 warga Kecamatan Payung Sekaki. Tidak ada kepastian jadwal, membuat warga harus antri untuk mendapatkan bantuan tersebut.
“Tadi saya dari pagi, baru sore nomor antrian dipanggil. Seharian tidak jualan, dapatnya hanya satu bulan. Itupun dipotong, hanya 250 ribu, katanga 50 ribu lagi untuk administrasi bank. Kalau tau begini, bagus saya berjualan saja tadi,” kata Sofyan yang sehari-hari berjualan kelapa muda.
Sementara Desy justru tampak kesal, setelah sehari mengantri, pihak bank hanya sanggup sampai nomor urut 600. Sisanya untuk Kecamatan Payung Sekaki akan dilanjutkan pada hari Jumat (26/6/2020).
“Repotnya minta ampun, dari kemarin di kantor lurah juga antri. Bantuan untuk orang susah makin tambah susah ini. Besok Jumat harus ulang lagi antri lagi. Apa salahnya kalau dijelaskan dari awal. Bagusnya dana segitu disalurkan melalui pihak kelurahan saja, lebih cepat,” pungkas Desy. (rul)