LAMR Anugerahkan Mantan Gubernur Arifin Achmad Gelar Datuk Seri Indra Perkasa Negeri

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) menganugerahi gelar istimewa untuk mantan Gubernur Riau Brigjend TNI (Purn) Arifin Achmad. Almarhum Arifin Achmad adalah Gubernur ketiga yang menjabat pada periode 1966-1978.

Penyerahan gelar adat diterima adik bungsu Arifin Achmad, Hayati Achmad dalam kegiatan penabalan di Balai Adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Sabtu 8 Agustus 2020, sehari menjelang pelakssnaan Hari Jadi Provinsi Riau yang ke 63.

Penyerahan warkah adat dan surat keputusan dilakukan oleh Ketua MKA LAMR Datuk Seri Al azhar, Ketua DPH LAMR Datuk Seri Syahril Abubakar, dan majelis kehormatan Danrem 031/Wirabima Brigjend TNI M. Syech Ismed.

Kegiatan penabalan adat juga turunt disaksikan secara virtual oleh Gubernur Riau Drs. H. Syamsuar, M.Si dari kediaman dinas serta anak dan keluarga almarhum dari Melboaune, Astralia.

Ketua Panitia Penyerahan Gelar Adat, Datuk Raja Yoserizal Zen menjelaskan, pemberian gelar istimewa ini sudah berdasarkan kajian yang matang dan musyawarat bersama pengurus LAMR. Sepatutnya penabalan telah dilakukan pada tahun lalu bertepatan ulang tahun emas LAMR yang ke-50.

“Gelar istimewa yakni Datuk Seri Indra Perkasa Negeri ini sudah sepantasnya diberikan kepada beliau, menimbang jasa besarnya dalam melestarikan adat budaya Melayu daerah,” kata Raja Yoserizal.

Atas jasa dan pemikirsn Arifin Achmad juga, lanjutnya, budaya Melayu Riau tak lekang oleh zaman hingga saat ini.

Dalam kata elu-eluan, Ketua Dewan Pimpinan Harian LAMR, Datuk Seri Syahril Abubakar mengatakan, jasa almarhum Arifin Achmad paling besar adalah berhasil membentuk lembaga adat, yang dulu bernama Lembaga Adat Daerah Riau, telah menghadirkan perhimpunan orang Melayu hingga sekarang sudah berusia 50 tahun.

“Apa yang sudah dirintisnya, adat dan budaya Melayu saat sekarang sudah berkembang dengan baik. Bahkan makin kuat dengan terbentuknya Peraturan Daerah Hak Masyarakat Adat, dimana LAMR diberi tugas dan tanggung jawab untuk hal tersebut oleh pemerintah daerah,” katanya.

Sejak dicetusnya Visi Riau 2020 yang ingin menjadikan daerah ini sebagai pusat budaya Melayu di Asia Tenggara, Syahril menyebutkan saat ini Riau telah terwujud sebagai barometer budaya Melayu nusantara. “Banyak pihak tah menjadikan Riau sebagai acuan budaya Melayu,” sambung dia.

Dalam riwat perjalanannya yang dibaca oleh Sekretaris MKA LAMR, H Taufik Ikram Jamil menceritakan, almarhun Arifin Achmad adalah putera tempatan pertama yang diberikan kepercayaan memimpin Riau dengan periode cukup panjang.

Lahir di Bagansiapi-api tahun 1924, dia dibesarkan dalam keluarga sederhana Achmad yang bertugas ke daerah terpencil kota Selatpanjang kala itu. Arifin Achmad wafat di Jakarta pada tanggal 11 Januari tahun 1994. Beristrikan Marthalena, Arifin Achmad memiliki tiga puteri tinggal di Australia, yakni Joycely Damajanti, alm. Dr.dr. Rossalyn Sandra Andrisa, SpM, MEpid dan Saihatu Saniah SS.

Selama memimpin Riau, selain telah membangun budaya daerah, karya Arifin Achmad juga dirasakan saat ini antara lain jembatan lighton I di Kota Pekanbaru dan juga jembatan Rantau Berangin di Kabupaten Kampar. Arifin Achmad juga pencentus berdirinya Masjid Raya Annur dan Kantor Gubernur Riau.

Anak sulungnya, Joycely Damajanti mengaku amat berterima kasih atas anugerah yang diberikan oleh LAMR, sebagai bentuk kepedulian ingatan generasi masa depan terhadap karya seorang sosok Brigjend TNI (Purn) Arifin Achmad.

“Riau dan budaya Melayu tak akan terpisah dari jiwa raga kami. Karena apa yang telah dirintis oleh Bapak Arifin Achmad selalu menjadi motivasi bagi kami untuk selalu mengingat tanah luhur bumi Melayu Riau,” ujar Joycely melalui virtual. ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *