LAMANRIAU.COM – SEMUA orang ingin menjadi bahagia dalam kehidupan. Tetapi terkadang kenyataan tidak sesuai harapan. Banyak hal yang terjadi tapi tidak kita inginkan dan justru yang kita inginkan tak kunjung terjadi.
Untuk itu, perlu langkah dan upaya mensiasati agar kita tetap tenang dengan situasi dari luar kita, tetap “stay tune” saat kita menganggap “signal buruk” akan terjadi. Berikut ada beberapa trik agar kita tetap tenang, fokus dan bahagia seburuk apapun kondisinya.
a. Utamakan tugas tugas profesional
Terkadang tugas profesional memjadi terganggu karena problem individual. Misalnya kita berkonflik dengan keluarga, teman atau pun kerabat. Kemampuan untuk tetap “stay tune” pada “apa yang harus kita kerjakan” ini menjadi hal wajib dalam proses melatih fokus. Dan cara ini bisa kita lakukan dengan latihan terus menerus dan konsisten.
b. Cari lingkungan positif
Lingkungan positif diperlukan untuk menajamkan fokus. Bersikaplah seperti kereta api “yang telat, tinggalkan. Yang menghalangi, tabrak aja, dan jangan injak tombol rem”. Untuk tetap fokus kita harus “meninggalkan tombol rem” yaitu tombol “memikirkan yang tak layak difikirkan.
c. Pastikan kita memiliki tujuan yang jelas
Tujuan menjadi fokus yang lebih penting dari semua hal. Kita ambil contoh: jika kita naik angkot, tapi tidak mengetahui tujuan yang ingin kita tuju, apa yang harus kita katakan ke supir angkot? Bagaimana kita bisa menjawab pertanyaannya? Al hasil kita akan pergi ke tujuan yang tidak jelas. Tetapkan tujuan, tuliskan dan jangan “gunakan gigi mundur” pada apa yang akan kita raih.
d. Perbanyak berbaik sangka pada lingkungan luar meskipun kenyataannya buruk
Jika ada kerabat yang meninggikan drinya ke hadapan kita, jangan katakan dalam hati “ia sombong” tetapi ubahlah fikiran “dia sedang bersyukur”. Jika ada kerabat yang sedang merendahkan kita, jangan katakan “ia sedang menghina aku”, tapi katakanlah “ia sedang menasehati aq”.
Jka ada kerabat yang menyalahkan terus menerus padahal kita benar dan ia salah, katakan dalam hati “ia bukan keras kepala, tapi ia hanya belum paham saja”. Kemampuan untuk bisa tetap berbaik sangka harus terlatih. Karena inilah yang membedakan antara kebahagiaan dan derita.
Orang yang memiliki pribadi yang baik ia akan “memaksa otaknya”, untuk memikirkan yang terbaik dalam keburukan yang sedang menimpanya.
Jika 4 hal ini dapat kita lakukan dengan konsep learning by doing maka pribadi cemerlang akan kita dapatkan. ***