Dua Bulan tak Hujan, Kekeringan di Eropa Memburuk

LAMANRIAU.COM, PARIS- Eropa dilanda kekeringan parah. Para ahli menyebutkan kekeringan ini  merupakan kekeringan tèrparah dalam 500 tahun.

Kekeringan kali ini disebablan selama dua bulan kawasan Eropa sama sekali tidak tersentuh hujan.

Sementara itu, keterangan para ahli menyebutkan bahwa kekeringan yang mempengaruhi Eropa diperkirakan akan berlanjut. 

Kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya melanda hampir separuh Eropa. Ini merusak ekonomi pertanian, memaksa pembatasan air, menyebabkan kebakaran hutan, dan mengancam spesies air. 

Tidak ada curah hujan yang signifikan selama hampir dua bulan di wilayah barat, tengah, dan selatan benua itu. Di Inggris yang biasanya hujan, pemerintah Jumat, 19 Agustus 2022 secara resmi mengumumkan kekeringan di bagian selatan dan tengah.

Pengumuman itu menempatkan wilayah itu mengalami salah satu musim panas terpanas dan terkering yang pernah tercatat. 

Periode kering Eropa diperkirakan para ahli, akan berlanjut dalam bisa menjadi kekeringan terburuk dalam 500 tahun. 

Pusat Penelitian Gabungan Komisi Eropa memperingatkan pekan ini, bahwa kondisi kekeringan akan bertambah buruk dan berpotensi mempengaruhi 47 persen benua. 

Peneliti senior di European Drought Observatory Andrea Toreti mengatakan, “kekeringan pada 2018 sangat ekstrem. Namun tahun ini, saya pikir, benar-benar lebih buruk,” ujarnya. 

Toreti menyatakan, selama tiga bulan ke depan, para peneliti melihat masih ada risiko yang sangat tinggi dari kondisi kering di Eropa Barat dan Tengah, serta Inggris. 

Ahli meteorologi dari Potsdam Institute for Climate Impact Research di dekat Berlin Peter Hoffmann mengatakan, kondisi saat ini dihasilkan dari periode cuaca kering yang panjang yang disebabkan oleh perubahan sistem cuaca dunia. “Hanya saja di musim panas kami paling merasakannya. Namun, sebenarnya kekeringan menumpuk sepanjang tahun,” ujarnya. 

Perubahan iklim memperburuk kondisi karena suhu yang lebih panas mempercepat penguapan. Tanaman yang haus menyerap lebih banyak uap air dan mengurangi hujan salju di musim dingin membatasi pasokan air segar yang tersedia untuk irigasi di musim panas. 

Eropa tidak sendirian dalam krisis ini. Kondisi kekeringan juga dilaporkan di Afrika Timur, Amerika Serikat (AS) bagian barat, dan Meksiko utara.***

Editor: zulfilmani/dari berbagai sumber    

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *