LAMANRIAU.COM, KUANSING – Apa pun pekerjaa, asal serius dan fokus, maka hasilnya pun sudah bisa ditebak.
Itulah yang dilakoni, Elvis Nardi (22). Anak muda Kelompok Tani (Koptan) Air Mengalir di Desa Sako, Kecamatan Baserah, Kabupaten Kuantan Singingi (Kunsing), Riau.
Berkat ketekunannya bertani semangka di lahan seluas 2,5 hektar, sekarang dia sudah bisa menikmati hasilnya.
Saat panen, tanaman semangka varietas madu (inul) dan non biji, bisa terkumpul 10 ton. Panen dilakukan secara bertahap dalam waktu seminggu.
Hasilnya, ada yang dijual ke pengepul, dan ada yang dijual enceran.
“Menjual eceran memang lebih menguntungkan dibandingkan ke pengepul. Namun, menjual eceran akan memakan waktu sehingga berpotensi terhadap penurunan kualitas buah jika tidak segera terjual,” kata Elvis, seperti dikutip dari laman mediacenter riau, Jumat, 16 September 2022.
Pada penen kali ini, Elvis berhasil membukukan omset sebesar 40 juta rupiah sekali panen. Dalam setahun, dia bisa panen tiga kali.
Kehidupan Elvis setiap hari berkutat di kebun. Ia memulai aktivitasnya dari jam 8 pagi hingga jam 6 sore.
Dia bergabung dalam Koptan Air Mengalir bersama ayahnya, Elisman.
Banyak kisah yang dialaminya saat menanam semangka. Keberhasilan sekarang itu setelah melalui proses panjang.
Dia pernah gagal, saat kebun semangkanya diserang hama. Namun dia tidak menyerah.
“Dulu sempat tanamannya kena serang hama oteng-oteng yang memakan daun. Sehingga membuat buah semangka jadi rusak,” kenangnya saat itu.
Elvis tergolong muda saat memutuskan untuk menjadi petani.
Lulusan SMK Negeri 1 Benai ini, sudah memiliki visi yang jauh ke depan. Meski melanjutkan kuliah bukanlah jalan yang dipilihnya, menjadi ‘petani berdasi’ ternyata sudah ada dalam impiannya.
Usai menamatkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tahun 2018 lalu, Elvis ikut membantu ayahnya di kebun.
Dia banyak bergaul dan mengambil pelajaran bertani dari para petani senior lainnya di Koptan Air Mengalir.
“Karena belum juga dapat kerja juga waktu itu, saya sering main ke kebun dan belajar bertani semangka dengan anggota koptan saat itu. Akhirnya saya tertarik sampai sekarang,”ujar Elvis.
Ia mengaku berkat pendampingan dari program Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), dirinya merasa terbantu dalam meningkatkan produktivitas pertaniannya.
“Kami dibantu cara penggunaan pestisida dan takaran yang tepat serta bantuan mulsa,” jelasnya.
Terbentuknya koptan Air Mengalir tidak terlepas dari peran program CD RAPP. Perusahaan bagian dari grup APRIL ini memberikan bantuan sarana produksi (saprodi) kepada koptan berupa bibit, pupuk, pestisida, mulsa, alat-alat pertanian, hingga pelatihan pertanian modern.
Head of Community Development RAPP, Hasto Teguh Kuncoro mengapresiasi tekad dan semangat koptan Air Mengalir, terutama petani muda yang menginspirasi dari Kuansing.
“Kisah sukses dari para petani dampingan menjadi penyemangat bagi kami. Program pendampingan petani yang dijalankan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani di sekitar operasional kami. Semoga lebih banyak lagi petani muda seperti Elvis yang mau menjadi petani sukses ke depannya,” ucap Hasto.