Bermain Rasa
Masanya kini
Gadis belia menyemai beranda
Berpagut mengatup diantara sela jemari
Menyandar pada keindahan
Berhari menanti dalam helaan
Renung indah .menungu
Saling lempar aroma wangi bunga
Tuk samarkan jeda
Ada sesal coba gaduh pekat
Tapi kemana dia?
Jangan hirau
Jangan abai
Takdir sedang melukis wajahmu
Penuh warna kata-kata menari dan
kesempurnaan rasa yang hilang
Denganmu mimpi ini enggan berpindah…
Kabarkan pada persada
Waktunya telah dicuri pengembara
Yang memeluk kehilangan.,, bersua…
Dan bertanya pada sebuah kata.
Menunggu….menjadi sebuah anugerah
[Ayfa 2020 crn march.. irsa]
Ada yang Tak Mampu Kubuang
Kupetik kembang setaman
Kuikat dan kuselipkan ditiap lekuk hatimu
Penjaga perisai tembang temaram
Berpesanlah pada tetes embun
Tuk mengaliri nada ditiap helai mahkota
pada kelopak yang bergayut manja…
kebekuan hati berdesah dalam getar dawai gitarmu .
mengalun berberbisik lembut seolah berkata
sayang.. hari ini kita bertahta bersama
disingasana haru membiru
berpacu memburu ragu
dalam janji bisu
menunggu usah berlalu
[Ayfa, hbd 2020 2003]
Keluh Hati
Ada rindu
Yang selalu jatuh
Disaat terik sepi
Yang lupa berteduh
Dan enggan berbagi
Bersama kemilau hasrat
Lenakan angan sesaat
Di sudut pucuk dedaunan
Bakar tetes embun
Dan bergayut lembut
Didahan .. hidup
Bersama angin
[ 24 Feb 2020]
¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬¬
Busyra, S.Pd biasa dipanggil Ira. Kegiatan saat ini sebagai Kepala SMPI Al Ishlah Bukittinggi. Puisi adalah rasa dan setiap rasa harus diapresiasi keberadaannya. Telah menulis beberapa buku tunggal dan juga antologi. Beberapa tulisannya sudah dimuat di media cetak dan online. Silakan sapa penulis melalui Fb. Ira Ira atau Instgaram @irabusyra. *
Baca: Puisi-puisi Karya Wail Arrifqi
