LAMANRIAU.COM – Malam ini, bulan purnama terbesar dan paling terang akan muncul di langit. Meskipun purnama ini sering disebut sebagai “sturgeon moon,” kali ini juga merupakan supermoon biru.
Istilah “supermoon biru” bukan berarti bulan akan tampak berwarna biru, melainkan merujuk pada jenis purnama yang jarang terjadi.
Sturgeon moon akan mencapai puncaknya pada 19 Agustus pukul 14:25 Waktu Siang Timur (EDT) dan disebut bulan biru karena keunikan astronomisnya.
Menurut Livescience, ada dua jenis bulan biru: bulan biru bulanan, yaitu purnama kedua dalam satu bulan kalender, dan bulan biru musiman, yaitu purnama ketiga dari empat purnama dalam satu musim astronomi.
Sturgeon moon kali ini bertepatan dengan perigee, yaitu titik terdekat bulan dengan Bumi dalam orbitnya pada bulan Agustus. Ketika perigee terjadi bersamaan dengan bulan purnama, maka akan terbentuk supermoon.
Menurut data dari Planetarium Jakarta, jarak antara Bumi dan Bulan saat ini adalah 360.196 km. Ini jauh lebih dekat dibandingkan saat apogee, yaitu titik terjauh Bulan dari Bumi, yang terjadi pada 9 Agustus dengan jarak 405.297 km.
Karena jarak ini, purnama kali ini akan terlihat sebagai supermoon, di mana bulan akan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibandingkan saat apogee.
Bulan biru, baik musiman maupun bulanan, terjadi setiap dua hingga tiga tahun sekali, menurut keterangan NASA.
Bulan biru musiman terakhir kali terlihat pada Oktober 2020 dan Agustus 2021. Bulan biru musiman berikutnya diperkirakan akan terjadi pada Mei 2027, menurut Time and Date.
Sturgeon moon ini akan tampak paling menonjol saat terbit di atas cakrawala timur pada Selasa, 20 Agustus 2024. Bulan purnama ini juga akan terlihat cerah dan penuh pada satu atau dua hari sebelumnya.***
Editor: Fahrul Rozi/Penulis: M.Amrin Hakim