LAMR Kabupaten Bengkalis Gelar Rapat Program Kerja

Pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis menggelar rapat pembahasan program kerja, Selasa (22/04;2025).

LAMANRIAU.COM, BENGKALIS – Untuk pertama kalinya, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Bengkalis melaksanakan rapat pembahasan program kerja. Rapat ini dipimpin oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH), Datuk Seri Syaukani Al Karim di Gedung LAMR Kabupaten Bengkalis pada Selasa 22 April 2025.

Langkah awal ini dilaksanakan dalam rangka memformulasikan program kerja selama 5 tahun ke depan. Rapat dihadiri oleh Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) Datuk Seri Ilham Noer yang diwakili Sekretaris Umum MKA Datuk Darmansyah, Timbalan Ketua DPH Datuk Muchlizar, Ketua Datuk Rinto, Sekretaris Umum DPH Datuk Abdul Vattah, Sekretaris Datuk Riza Zulhelmi dan Datuk serta Puan Penyelaras Bidang.

Dalam pengarahannya, Datuk Seri Syaukani Al Karim mengingatkan agar program kerja LAMR Kabupaten Bengkalis selaras dan mendukung visi pemerintah daerah, terutama pada diksi Bermarwah. Pada poin Bermarwah ini, LAMR Kabupaten Bengkalis berperanan sangat penting karena menjadi ranah utama kinerja.

”Program-program yang disusun nanti sebaiknya selaras dan mendukung visi-misi pemerintah daerah, terutama berkaitan dengan Bermarwah,” tegas penyair yang menulis kumpulan sajak Hikayat Perjalanan Lumpur itu.

Selanjutnya, budayawan Riau itu juga berharap agar program kerja yang disusun berorientasi pada azas faedah atau mempertimbangkan kebermanfaatan bagi semua pihak, terutama kepada masyarakat. LAMR Kabupaten Bengkalis mestilah berfaedah bagi masyarakat, terutama berkaitan dengan pembinaan budaya Melayu.

Menurut penulis puisi Jazirah Luka itu, program kerja yang disusun nanti akan didiskusikan untuk ditetapkan sebagai program-program prioritas. ”Kita utamakan program prioritas,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum MKA Datuk Darmansyah menyampaikan beberapa hal penting. Pertama, program disusun untuk satu periode atau lima tahun ke depan oleh setiap bidang. Kedua, prioritaskan penguatan bidang pendidikan berkaitan dengan pengembangan Kurikulum Muatan Lokal (Mulok). Ketiga, fokus pada kegiatan pembinaan kebudayaan Melayu.

Dalam pertemuan sekitar dua jam tersebut, forum rapat juga menerima beragam usulan dan pandangan dari beberapa tokoh yang hadir. Datuk Riza Zulhelmi memberikan pandangan berkaitan dengan pengembangan seni budaya sejarah yang berorientasi ekonomis, pemberian penghargaan kepada pahlawan daerah, melaksanakan kegiatan yang merangsang lahirnya para penulis, program LAMR masuk sekolah dan kampus, dan inovasi kenduri adatdalam rangka Hari Jadi Bengkalis.

Sejalan dengan itu, Datuk Rinto juga memberikan pandangan bahwa yang mesti dilakukan adalah mengidentifikasi masalah. Dari identifikasi masalah inilah, menurutnya, setiap bidang akan bisa menemukan cara menyelesaikan masalah yang selama ini terjadi di tengah masyarakat, terutama berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan budaya Melayu.

Datuk Rinto mengemukakan sepuluh identifikasi masalah yang bisa dikembangkan menjadi program kerja pada setiap bidang. Kesepuluh identifikasi masalah tersebut berkaitan dengan literasi budaya, dokumentasi dan inventarisasi, sinergisitas multi pihak, globalisasi dan teknologi digital, mulok, pengembangan usaha produktif, sarana dan prasarana LAMR, festival seni budaya, penghargaan tokoh, dan sinergisitas program dengan pemerintah daerah. ***

Editor: Fahru; Rozi/Penulis: Musa Ismail

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews