Mahasiwi Korban Pelecehan Datangi Polresta, Dekan Fisip Unri Mengaku Difitnah

Ratusan mahasiswa Unri menggelar aksi demo terkait kasus pelecehan seksual oleh dekan di Kampus Unri Bina Widya

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Mahasiswi yang viral lewat unggahan akun @komahi_ur setelah mengaku korban pelecehan seksual oleh dosen pembimbing, hari ini resmi mendatangi Mapolresta Pekanbaru untuk membuat laporan. Ia datang didampingi teman-teman, Jumat 5 November 2021, sekira pukul 14.30 Wib.

Mahasiswi yang belum diketahui identitasnya tersebut mengenakan kemeja panjang coklat motif kotak-kotak dan celana panjang jeans abu-abu gelap.

Ia awalnya diterima petugas di bawah tenda polisi di halaman Mapolresta Pekanbaru.

Sebelumnya, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pria Budi mengatakan, bahwa pihaknya dihubungi korban untuk membuat laporan terkait pelecehan seksual yang diterimanya.

Sebenarnya, kata Pria Budi, pihak Polresta Pekanbaru ingin menjemput bola dalam kasus ini. Dimana penyidik akan mendatangi korban awalnya.

“(Dia) lansung komunikasi mengaku sebagai korban. Namun yang bersangkutan tadi malam masih bekerja. Kami menawarkan diri untuk menjemput bola mendatangi. Namun, yang bersangkutan hari ini mau datang ke Polresta,” terangnya.

Terkait video pengakuan yang telah tersebar luas, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Unri, Dr Syafrihato mengaku adalah fitnah yang menjatuhkan nama baiknya.

Berbicara kepada salah satu media online, Syafri Harto menyebutkan, Ia akan melaporkan balik dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh mahasiswi tersebut beserta admin akun @komahi_ur.

“Itu fitnah keji, demi Allah saya tidak pernah melakukan pelecehan seperti yang dituduhkan oleh salah seorang mahasiswi yang saya bimbing seperti yang sudah menyebar di media sosial. Fitnah itu benar-benar telah mencemari dan merusak nama baik saya,” ungkapnya.

Syafri Harto menjelaskan, ia memang sempat menerima salah seorang mahasiswi bimbingannya yang bernama Lamanda karena sudah beberapa hari bermohon terus untuk bimbingan.

Mahasiswi itu datang bimbingan hari Rabu karena saya didesak terus oleh yang bersangkutan dengan alasan punya kesibukan kerja sampingan jadi barista salah satu gerai kopi di Pekanbaru.

“Pada saat mahasiswi itu bimbingan justru ada staf saya Ayu yang tiap sebentar bolak balik membawa berkas untuk tandatangan dan disposisi. Jadi saat bimbingan itu saya bukan berdua dengan mahasiswi tersebut tapi ada staf lain,” katanya lagi.

Syafru mengatakan pengakuan dari mahasiswi di media sosial itu adalah bohong dan fitnah. Karena merasa nama baik tercemar, Ia akan melaporkan kasus penyebaran fitnah itu ke pihak kepolisian. ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *