LAMANRIAU.COM, TELUKKUANTAN – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIB Telukkuantan Wiwid Feryanto Rahadian, Selasa, 25 Maret 2025 petang mengadakan acara berbuka puasa bersama belasan wartawan liputan Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
Dalam acara yang digelar di Lapas Telukkuantan itu Kalapas Wiwid Feryanto didampingi Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas IIB Telukkuantan Ridho Hakim.
Dalam kata sambutannya Kalapas Wiwid Feryanto Rahadian memaparkan kondisi saat ini Lapas Kelas IIB Telukkuantan yang mana penghuninya sangat over kapasitas. Betapa tidak, Lapas yang idealnya hanya diisi oleh 58 orang warga binaan, kondisinya saat ini diisi oleh 450 warga binaan atau sekitar 800 persen.
“Jadi, Lapas kita ini, Lapas Telukkuantan ini merupakan Lapas terpadat kedua di Indonesia. Kita sebenarnya prihatin dan kasihan melihat kondisi warga binaan yang terpaksa harus berdesak-desakan,” ujar Wiwid.
Solusi terbaik dari permasalahan ini, kata Wiwid, adalah pembangunan Lapas baru. Saat ini, sudah ada lahan yang cukup representatif untuk pembangunan Lapas ini yang merupakan lahan hibah dari Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
“Alhamdulillah lahan sudah ada, yang merupakan hibah dari Pemkab Kuansing. Tinggal lagi sekarang pembangunannya,” kata Wiwid.
Wiwid berharap pembangunan gedung Lapas baru ini bisa terealisasi secepatnya. Baik oleh Ditjen Pemasyarakatan (PAS) Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) melalui dana APBN, maupun oleh Pemkab Kuansing melalui dana APBD.
Sesuai aturan, pusat dalam hal ini Kementerian Imigrasi Pemasyarakatan (Imipas), baru bisa membantu pembangunan gedung Lapas ini jika sudah ada bangunan gedungnya. Dengan kata lain, pusat tidak bisa membangun dari awal jika di lahan tersebut sama sekali belum ada bangunan gedungnya.
Untuk itu, Kalapas Wiwid berharap untuk pembangunan tahap awal Lapas ini bisa dilakukan oleh Pemkab Kuansing. Sehingga untuk pembangunan gedung-gedung selanjutnya nantinya bisa melalui dana APBN.
Dalam kesempatan tersebut Kalapas Wiwid Feryanto juga mengajak rekan-rekan wartawan berkeliling meninjau langsung kondisi ruang tahanan yang memang tampak penuh sesak. Bangunan terdiri dari tiga blok. Termasuk satu ruang tahanan wanita yang seharusnya hanya untuk tiga orang, ternyata harus diisi oleh 17 orang. ***