LAMANRIAU.COM, NEW YORK – Ratusan orang ras kulit hitam, Kamis (18/07/2019), turun ke jalan-jalan kota New York untuk memprotes keputusan Departemen Kehakiman. Para demonstran mengutuk putusan lembaga negara itu karena membebaskan seorang polisi kota dari ras kulit putih atas kasus pencekikan warga kulit hitam tak bersenjata pada 2014 hingga tewas.
Demontran mencurahkan kemarahan mereka kepada Walikota New York, Bill de Palacio, yang menolak memecat anggota polisi Daniel Pantalio setelah lima tahun mencekik hingga tewas warga kulit hitam, Eric Garner (43).
De Palacio mengatakan kepada wartawan bahwa ia terkejut, Departemen Kehakiman tidak mendakwa dan menunda tindakan disipliner terhadap anggota kepolisian selama bertahun-tahun.
Menanggapi pernyataan de Palacio, Takima McIver (30) mengatakan “Dengan kemampuan Anda, Anda dapat melakukan sesuatau. Tidak cukup Anda hanya berkata. Anda tidak berbuat apa-apa dalam menghadapi kebengisan polisi. Anda walikota. Ini kota Anda”.
De Palacio menjanjikan bahwa kepala kepolisian New York akan memutuskan pada Agustus apakah akan menghukum atau mengundurkan diri.
Pantalio dipindah tugaskan di kantor sejak dia terlihat di rekaman video ponsel mencekik seorang pejalan kaki pada 17 Juli 2014. Belakangan diketahui pejalan kaki itu bernama Eric Garner, warga kulit hitam. Dalam rekaman itu, terdengar suara Garner berkata “Aku tidak bisa bernapas” setidaknya sebelas kali sebelum dia meninggal.
Kematian Garner yang awalnya dicurigai polisi penjual rokok secara ilegal, memicu gelombang kemarahan di seluruh negeri dan munculnya gerakan Black Life Matter atau Black Life.
Para pejabat Kementerian Kehakiman mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kementerian tidak akan menuntut de Pantalio. Kementerian mengaku tidak dapat secara meyakinkan menentukan apakah ia telah melakukan pelanggaran yang disengaja, yang harus dikonfirmasi untuk membuktikan bahwa ia melanggar hak-hak sipil terhadap Garner. (kn)