Serangan Militer AS Terhadap Houthi di Yaman Berlanjut

Militer Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap wilayah yang dikuasai oleh Houthi di Yaman pada Sabtu pagi 13 Januari 2024.

LAMANRIAU.COM – Militer Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap wilayah yang dikuasai oleh Houthi di Yaman pada Sabtu pagi 13 Januari 2024. Tindakan ini diambil sebagai tanggapan terhadap serangan Houthi yang dianggap mengancam kapal-kapal komersial di Laut Merah.

Serangan ini terjadi satu hari setelah Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangkaian serangan udara yang ditujukan kepada pemberontak Houthi. Seorang jurnalis Associated Press di ibu kota Yaman, Sanaa, melaporkan adanya satu ledakan keras.

Komando Pusat Amerika Serikat menyatakan bahwa “tindakan lanjutan” dilakukan pada Sabtu pagi waktu setempat, menargetkan situs radar Houthi. Serangan ini dilakukan oleh kapal perusak Angkatan Laut USS Carney menggunakan rudal serangan darat Tomahawk.

Pada hari pertama serangan, yang terjadi pada Jumat 12 Januari 2024, mencakup 28 lokasi dan menyerang lebih dari 60 sasaran. Presiden Joe Biden telah memperingatkan pada Jumat bahwa serangan terhadap Houthi bisa saja dilanjutkan.

Pejabat militer Amerika Serikat dan Gedung Putih memperkirakan bahwa Houthi kemungkinan akan mencoba melakukan serangan balik. Menurut Houthi, pengeboman yang dipimpin oleh AS telah menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai enam lainnya.

Presiden Biden, dalam pernyataannya kepada wartawan saat singgah di Emmaus, Pennsylvania, pada Sabtu 13 Januari 2024, menyatakan, Kami akan memastikan bahwa kami merespons Houthi jika mereka melanjutkan perilaku keterlaluan ini bersama sekutu kami, seperti dilaporkan oleh Associated Press.

Sejak bulan November, kelompok Houthi telah melakukan serangan berulang terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Mereka mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan bentuk balasan atas serangan Israel di Gaza terhadap Hamas.

Kerusakan yang diakibatkan oleh serangan pada Jumat belum jelas seberapa parah. Gedung Putih menyatakan bahwa militer AS masih menilai sejauh mana kemampuan Houthi telah terdegradasi.***

Editor: Fahrul Rozi/Penulis: M.Amrin Hakim

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews