Tekno  

Efek Corona, Lapisan Ozon Bumi Membaik

LAMANRIAU.COM, LONDON – Di tengah kekhawatiran dunia dengan wabah virus corona (COVID-19), muncul kabar baik soal Bumi.

Para ahli telah mengonfirmasi bahwa terjadi pemulihan lapisan ozon pelindung Bumi. Ozon, sejenis molekul anorganik, ada di lapisan stratosfer planet kita dan bertanggung jawab untuk menyerap radiasi ultraviolet matahari yang berbahaya.

Tingkat ozon telah menurun hingga tingkat yang mengkhawatirkan sehingga perjanjian tahun 1987 yang dikenal sebagai Protokol Montreal menghentikan penggunaan zat perusak ozon (ODS) di seluruh dunia.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Nature, menunjukkan Protokol Montreal untuk memperbaiki lapisan telah berhasil.

“Penelitian ini menambah bukti yang semakin menunjukkan efektivitas Protokol Montreal. Tidak hanya perjanjian yang memacu penyembuhan lapisan ozon, ia juga mendorong perubahan baru-baru ini dalam pola sirkulasi udara Belahan Selatan,” kata pemimpin penulis Antara Banerjee, CIRES Visiting Fellow di University of Colorado Boulder, yang bekerja di Divisi Ilmu Kimia di Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) seperti dikutip Metro.co.uk.

Studi ini melibatkan penggunaan simulasi komputer untuk mendeteksi apakah pola tertentu dari perubahan angin yang diamati kemungkinan disebabkan oleh variabilitas alami atau perubahan faktor yang disebabkan manusia seperti emisi bahan kimia penipis ozon dan karbon dioksida ke atmosfer.

“Tantangan dalam penelitian ini adalah membuktikan hipotesis kami bahwa pemulihan ozon sebenarnya mendorong perubahan sirkulasi atmosfer ini dan itu bukan hanya kebetulan,” kata Banerjee.

Mereka menunjukkan bahwa sementara meningkatnya emisi CO2 terus memperluas sirkulasi dekat-permukaan (termasuk aliran jet), hanya perubahan ozon yang dapat menjelaskan jeda dalam tren sirkulasi.

“Mengidentifikasi jeda yang digerakkan ozon dalam tren sirkulasi dalam pengamatan di dunia nyata menegaskan, untuk pertama kalinya, apa yang telah lama diprediksi oleh komunitas ozon ilmiah dari teori,” kata John Fyfe, seorang ilmuwan di Lingkungan dan Perubahan Iklim Kanada dan salah satu dari rekan penulis makalah.

Para ilmuwan khawatir tren ini dibatalkan karena emisi karbon dioksida terus lepas kendali dan perubahan iklim menjadi masalah yang menentukan. Bagaimana hal itu terjadi setelah pandemi coronavirus di seluruh dunia masih harus dilihat.

Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature. (ILC)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *