DESEMBER haru. Sungguh haru ketika banyak hal terjadi di luar dugaan. Desember tahun ini juga bisa jadi kelabu karena terjadi berbagai peristiwa kelu dan pilu. Ya, kawan jadi lawan, lawan jadi teman. Cinta pun jadi darah. Muntah bisa jadi muah. Semua menyisakan berbagai rasa. Ya, ada yang suka, ada pula yang kecewa. Ada yang kemak, semak dan muak. Ada pula yang merasa bagak dan tegak. Untuk itu renungi pantun ini: Jangan dilurut batang keladi, kalau dilurut banyak miangnya, jangan diturut kehendak hati, kalau diturut banyak malangnya.
Demikianlah hidup. Selalu saja berada di antara dua kutub yang kadang berlawanan, berseberangan, tak jarang pula beriringan. Yang terpenting, semua yang terjadi di masa lalu menjadi pelajaran dan pengajaran untuk hari esok. Jangan terlalu berlebihan. Jangan melampau batas.
Tahun 2020 akan pergi dengan sejumlah rasa dan setumpuk kenangan. Pahit, payau, pedas, asam, manis sama dicecah. Luka dan tawa sama dirasa. Yang pahit dimuntahkan, yang manis jangan tak ditelan. Yang pahit dan pedas jadikan obat, yang manis, asam dan payau jadikan sahabat untuk melangkah ke depan.
Jika diri pernah bergelimang noktah malam, dalam lubang-lubang hitam, maka esok berjalanlah dengan matahari yang selalu membawa cahaya. Jinjing hari esok dengan senyum mentari yang menyinari bilik-bilik gelap kehidupan karena hidup manusia di dunia semakin pendek dan amat terbatas maka manfaatkan untuk memperpanjangnya dengan kebaikan.
Nabi Muhammad Saw berpesan, “Sebaik-baik kalian adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya.” (HR. Al-Hakim)
Mari sonsong hari esok dengan kemenangan dan kecemerlangan. Kegemilangan hanya dapat diraih dan dipagut erat dengan menabung amal kebaikan. Usah pikir langkah yang silap di hari lampau. Esok bawa keranjang kebajikan, taburkan ia di sepanjang jalan biar jadi kenangan. Usah pikirkan orang-orang yang bertanam tebu di pinggir bibir dan rebung berduri di hati yang pernah menyakiti sanubarimu. Walau lunglai, berjalanlah. Tapaki hari esok sekuat daya. Pasang niat untuk hijrah. Pasang badan untuk bersabung marwah di gelanggang. Mari bertaruh nyawa untuk jiwa dan mengikut perintah Allah.
Bagimu yang muda lagi kuat kuasa. Gunakan masa muda sebelum tua menghampirimu. Ketika mudalah engkau dapat melakukan segalanya. Selagi tampuk masih bergetah, berusahalah meraih segalanya dengan sekuat daya dan tidak melampaui koridor Allah. Setelah menjadi tua dan renta, engkau hanya dapat mengintipnya dari lubang kecil yang malap cahaya. Untuk itu, jangan lewatkan masa masa mudamu, masa bungamu yang indah dan penuh gelora.
Manfaatkan kesehatan yang ada di jiwa dan badanmu sebelum rasa sakit menderamu. Sebelum engkau tidak berdaya upaya, terkapar dalam merasa serba salah. Gunakan kekayaan, rezeki melimpah titipan Ilahi kepadamu untuk membantu sesama, sebelum kemiskinan itu tiba. Sebelum kepakiran itu datang. Ya, sebelum kau tak memiliki apa-apa, dan memakai apa-apa. Akan tiba masanya pakaian sutra dan mahalmu akan tinggal, dan kau akan hanya memakai kain putih tak berjahit. Saat kau tak ekslusiv lagi. Saat kau mendelik dengan mata sayu, ketika kau terbaring lemah tak berdaya. Kau akan pulang dalam kesederhanaan. Kau akan kembali dengan pertangung jawaban. Maka sederhanalah dalam hidup. Singikirkanlah sejengkal demi sejengkal, sehasata demi sehasta rasa angkuh yang pernah bermastautin dalam dada. Karena pada saatnya kesombongan itu akan membuat engkau malu dan hina.
Gunakan waktu yang tersisa untuk terus melangkah dalam meniti jalan kebenaran, kesabaran dan kebaikan. Jangan lalai sedikitpun untuk berbuat, berjuang dan bertarung untuk kebenaran dan kebaikan. Buktikan bahwa kau tidak sia-sia diciptakan Tuhan di dunia ini untuk menjadi hamba-Nya.
Manfaatkan kehidupan ini sebelum kematian yang pasti tiba menghampiri siapa saja. Termasuk dirimu yang bukan siapa-siapa. Matikanlah dirimu sebelum kematian yang sesungguhnya tiba. Matikan ambisi nafsu jahatmu. Matikan perbuatan-perbuatanmu yang membuat orang lain dan alam semesta dapat menjadi rusak binasa.
Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara, masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum sakitmu, kecukupanmu sebelum engkau miskin, waktu luangmu sebelum kesibukanmu, kehidupanmu sebelum kematianmu. (HR. Al-Hakim)
Pesan Jalaluddin Rumi: Di dunia ini kau berpakaian dan menjadi kaya, tapi bila kau keluar dari dunia ini, bagaimana jadinya kau? Belajarlah berdagang yang akan memberimu pengampunan. Di akhirat juga ada lalu lintas dan perdagangan. Di samping penghasilan, dunia hanyalah permainan. Seperti anak-anak berpelukan dalam hubungan fantasi, atau membuka toko manisan, dunia ini adalah sebuah pertandingan. Malam tiba, dan si anak pulang kelaparan, tak dengan teman-teman.
Selamat tahun baru 2021. Semoga kita peluk cahaya dalam kesadaran yang sesadar-sadarnya. Amin. ***
Baca : Manusia Kursani