Puisi-Puisi Karya Rektor Unilak Dr Junaidi

Ke Laut Jua, Marwah Bertaut

Marwah negeri dijulang-julangkan
Dalam sejarah ianya diterangkan
Bermula dari luasnya samudra
Hilir mudik dagang, di sinilah bermula

Kemana lagi akan dialamatkan
Kejayaan dan kebesaran negeri ini
Bermuasal dari gairah kehidupan
Yang menyergam dari tingkah ombak
Gelombang surut dan pasang
Bisik dan terpa angin
Pancang dan jembatan
Pantai nan landai
Serta silih berganti yang datang menebar rupa

Sesungguhnya ada tawa dan canda di sini
Ada tragedi dan luka mewarnai
Ada pekik dan lolong pertempuran
Ada rindu dan asmara berkelindan
Ada kehidupan yang tak dapat dipisahkan
Di sini, diantara bacin laut dan seperangkat kisah tentang Melayu
Ianya menjadi ucap dan janji
Tertera dalam takdir yang tak mungkin dipungkiri

Maka pada pertemuan di zaman manapun
Akan lahir menyeruak segenggam marwah
Untuk selalu dikokohkan agar tidak sumbang lagi langkah
Agar tidak lagi kita meninggalkan sejarah
Ada marwah yang dibela di sini sejak zaman berzaman

Kota Segara Pelayaran Peradaban

Raja Melayu itu
Tinggalkan Palembang
Di Sungai Musi, niat dipatri
Menghilir haluan ciptakan peradaban

Kota Segara dilayarkan
Liuk sungai disusuri
Laut luas dijamahi
Kampung dan kerajaan ditaklukan
Itulah sebabnya pelayaran ini kembangkan
Layar peradaban

Pada tiap tapak disinggahi
Ada benih yang ditumpangi
Secarik kisah kemudian bermula
Pada perkawinan yang direka
Dan kekuasaan diperluas tidak hanya dengan peperangan
Tapi ucap dan ijab jadi senjata
Itulah sebabnya pelayaran ini kembangkan layar peradaban

Semangatmu Sang Sapurba
Adalah tali kemudi
Yang menuju hala
Sampai ke dermaga penyatuan
Dari hulu membawa ke hilir
Ada deru seru yang melentingkan kehidupan
Itulah sebabnya pelayaran ini kembangkan layar peradaban

Ziarah Gunung Bintan

Hajat tak kuminta
Saat datang padanya tak sampai
Ziarah ini adalah singgah
Menghidu julang sejarah

Pada sebidang bukti
Gunung Bintan adalah saksi
Muasal Melayu dipancang
Walaupun tak terang
Tapi harum nama disebut
Pahlawan Melayu lahir
Dari zuriat sultang kerajaan tua Bintan

Maka ziarah ini
Kuserahkan kembali bakti
Ksatria Melayu yang mengharumkan peradaban
Tuah, Jebat, Nadim dan Laksemana sakti lainnya
Maka julangan gunung bintan yang menyergam
Adalah saksi sejarah yang patut untuk diziarahi berkali-kali

Yang tercatat dalam kitab
Kususuri kalimat demi kalimat
Sesungguhnya masih banyak tanda yang belum tercatat
Tentang kegemilangan Bintan dalam hikayat
Tersemat iannya pada makam keramat yang menyimpan isyarat

Ziarah ini adalah aku dan gemuruh hasrat
Yang barangkali saja belajar mengeja zuriat

*) Dikutip dari buku  Segara Sakti Rantau Bertuah, Antologi Puisi Jazirah 2, 2019

————————-
Dr Junaidi adalah dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Pekanbaru-Riau. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Fakultas Sastra Unpad, S2 di Fakultas Ilmu Budaya UGM, dan S3 di University of Malaya, Kuala Lumpur. Saat ini ia percaya sebagai Rektor Universitas Lancang Kuning. Junaidi telah menulis puluhan artikel ilmiah di jurnal ilmiah. Selain itu, ia telah menulis ratusan artikel, puisi dan kritik sastra di berbagai media massa di Riau. Junaidi juga telah menerbitkan enam judul buku terkait sastra, budaya dan media. *

Baca : Puisi-puisi Karya Sastrawan Umbu Landu Paranggi

*** Laman Puisi terbit setiap hari Minggu. Secara bergantian menaikkan puisi terjemahan, puisi kontemporer nusantara, puisi klasik, dan kembali ke puisi kontemporer dunia Melayu. Silakan mengirim puisi pribadi, serta puisi terjemahan dan klasik dengan menuliskan sumbernya ke email: [email protected] [redaksi]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews