Tepat Waktunya Dia Pindah ke Negeri Abadi
mungkin berpunca rindu tak pernah lucut
menyamai pelita padam di sudut
selalu kuterima sepucuk kenangan hari-hari luput
tika sunyi sendirian
tika malam kelam
ketenangan batin melesap seperti asap disapu angin
hati yang keras begitu sulit menerima kebenaran
kecuali suka membangkang
tepat waktunya dia pindah ke negeri abadi
tak siapa menduga apa lagi selitkan di susunan doa
hanya nyatakan setiap datang kan pergi
tak dibenarkan kekal hidup di sini
cukup seekor burung hinggap di ranting
kemudian terbang lagi buru destinasi
tapi aku tetap terhiris rasa kehilangan besar
bukan meragui suratan takdir
tapi terkesan lenyap sudah belaiannya yang lembut
alunan keroncong menenangkan jiwa
kata-kata nasihat dan petua
suluh di lorong kelam mengelak sesat
Selandar, Melaka 2 Mei 2024
Aku Terlalu Busuk Sampah di Pinggir
aku terlalu busuk sampah di pinggir
hampa nilai kecuali hina dinista siapa pun
sebab engkau selalu diletakkan di ujung ingatan
paling jauh
ketika dililit kelam aku minta cahaya
namun tak luput juga menyalahkan-Mu
berpunca kejahilan dan jadi suruhan nafsu
tampak begitu meriah khilaf penyelewengan kugarap
tapi batin justeru tak pernah dijentik rasa bersalah
malahan kuulangi lagi hingga tak terkira dosa ketimbun
tanpa henti dek gagal ditegur keinsafan
kini aku terbangun keluar mimpi panjang
maka dengan tubuh penuh lumpur dan hadas
aku bersimpuh di depan-Mu, Tuhan
unjukkanlah seberkas keampunan
Selandar, Melaka, 2 Mei 2024
Hanya Lagu dan Irama Pisahnya Tiada
Ayahku seorang petani mencintai sawah melebihi diri sendiri
siap penuhi apa saja kebutuhannya dengan hati bening kali
saban detik tidak sabar menunggu musim tuai menjejakkan kaki
bersama rekah senyuman matahari pagi
tanda syukur tak terukur kepada Ilahi
Ibuku isteri seorang petani
amat lemah lembut dalam menjinakkan hati anak-anaknya
seperti tanah kering digembur sampai padi tumbuh subur
saban pagi setia sediakan sarapan cukup sederhana
ubi rebus, ikan asin goreng dan kopi panas
hasil titik peluh ayah dari hari ke hari
perjuangannya bersama cinta yang tak mati
Ayah dan ibu
hanya lagu dan irama pisahnya tiada
rela bersusah derita
asalkan mampu tertawa di usia tua
sebelum menutup mata
Tumpat, Kelantan, 1 Mei 2024
——————————-
Mohd Adid Ab Rahman lahir di Kota Bharu dan sekarang bermukim di Melaka, Malaysia sejak 1997. Pernah menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Banda Aceh dalam bidang Dakwah dan UTM, Skudai, Johor (Universiti Teknologi Malaysia). Seorang pesara guru KPM (Kementerian Pendidikan Malaysia mulai tahun 2022). Berminat dalam bidang puisi sejak masih belajar di sekolah dan sekarang menjadi ahli seumur hidup Persatuan Penulis Negeri Melaka (PENAMA) dan juga Ikatan Persuratan Melayu Melaka (IPM). Puisi-puisi pernah muncul lebih kurang sejak 1986 di Berita Harian, Utusan Borneo, Harian Ekspres, Mingguan Malaysia, Utusan Zaman, Harakah, majalah Dewan Sastera, Tamadun Islam, al-Kiblat, Majalah Perempuan, Jelita, URTV, Wanita, Solusi dan lain-lain. Majalah online seperti LamanRiau.com, Potret Online com, Kosana.my.id., sksp-literary.com, Sabah360 online, Suarakrajan online dan Riausastra.com. Sudah mempunyai puluhan antologi bersama di antaranya Antologi C Antagonis (ASWARA 2020) Bahtera Merdeka (Tinta Karya 2020) Pasrah (PTK 2020) Citra Yang Tak Padam (Narangkai Publications 2021), Sejernih Embun (KS 2021), Semarak Merdeka Tanah Air (PPJ 2021), Ramban Musim (Penapadu 2021) Mencintai Dengan Sederhana (SYFE Management Sdn Bhd 2021) ‘Suara Kita Seribu Sajak Merdeka’ (2009), Antologi ‘Tanduo Oh Tanduo’ (2013), Antologi ‘Belati Cinta Zulaikha’ (2003) ‘Kebentangkan Sehelai Peta’ (2014) menjadi teks KOMSAS SPM, ‘Ýang Satu’ (2019), ‘Suara Dari Jiwa’ (2019) Gumpalan dari Jiwa (2019) Terima Kasih Tuhan (2019) Merentas Sempadan (2020) Ruang Bicara (2020) Angin Rindu (Gapadu 2020), Hujan Kata (KembaraSastera 2020), Ramadhan Kareem (Tinta Karya 2020) Antologi Klate Di Hati (GEMA 2020), Dian Nurani (Pustaka Dewan Puisi PDP 2023), Aksara untuk Ummah (Ulul Albab Publication 2023), Menjunjung Langit (Pena Padu 2022) Tangisan Tengkujuh (Pena Padu 2022) Kasih (Kembara Sastera November, 2022) Teguh Bersama (PTK 2022) Jendela Enggan Tertutup (Kembara Sastera 2023) dan lain-lain. *
Baca: Puisi-puisi Karya Mohd Adid Ab Rahman, Melaka (Bag.14)