Berpeluang, Pilkada Pekanbaru Bakal Diikuti 5 Paslon Walikota

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Kontestasi politik Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru tahun 2024 akan berlangsung semarak seiring hadirnya 5 pasangan calon yang akan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), pasca putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/2024 yang merubah ambah batas dukungan partai politik.

Setelah jauh hari sebelumnya pasangan Agung Nugroho-Markarius Anwar yang pede melenggang berkat dukungan Partai Demokrat dan PKS, lalu muncul pula Ida Yulita Susanti-Kharisman Risanda yang diperkuat oleh dukungan Partai Golkar dan PDI Perjuangan.

Untuk diketahui, Agung Nugroho saat ini adalah Wakil Ketua DPRD Riau periode 2019-2024 dan merupakan Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Riau. Agung sebetulnya pada Pemilu lalu kembali terpilih sebagai anggota DPRD Riau periode 2024-2029 dengan perolehan suara terbanyak yakni 47.198 suara. Namun keputusannya untuk ikut bertarung di Pilkada Pekanbaru, dia harus merelakan kursi tersebut, karena sesuai persyaratan calon kepala daerah harus mundur dari jabatan dewan

Sementara wakilnya Markarius Anwar adalah Ketua Komisi III DPRD Provinsi Riau periode 2019-2024. Politisi PKS ini pada Pemilu lalu maju sebagai Caleg DPR RI Dapil Riau 1, tetapi tidak terpilih. Pasangan ini disebut-sebut sangat siap, karena hasil Pemilu lalu, PKS dan Demokrat adalah juara dan runner up perolehan suarat tertinggi DPRD Pekanbaru dan berhasil mengantarkan masing-masing 8 kursi wakilnya.

Pasangan berbeda adalah Ida Yulita Susanti atau akrab disapa Ida Golkar dengan Kharisman Risanda. Ida sendiri adalah kader Partai Golkar yang saat ini masih menjabat anggota DPRD Kota Pekanbaru 2019-2014. Dua periode di Balai Payung Sekaki, pada Pemilu lalu Ida mencoba pindah kelas dengan berebut kursi DPRD Riau untuk Dapil Kota Pekanbaru. Namun suaranya belum mencukupi untuk mengantarkan partainya memperoleh dua kursi dari daerah itu.

Wakilnya sendiri, Kharisman Risanda pada Pemilu lalu mencoba peruntungan sebagai calon anggota DPD Dapil Riau, tetapi tidak terpilih. Belakangan Risanda bergabung dengan PDI Perjuangan dan didukung maju menjadi Wakil Walikota oleh partai tersebut.

Sehari sebelum masa pendaftaran dibuka oleh KPU, mantan Pj Walikota Pekanbaru Muflihun yang ditunggu-tunggu kabar oleh publik daerah ini, juga membawa surat dukungan dari PAN dan Partai Gerindra. Muflihun siap maju dengan politisi PAN Ade Hartati Rahmat.

Untuk diketahui, Muflihun adalah birokrat yang sempat menjabat sebagai Camat Sail dan Camat Sukajadi di Kota Pekanbaru. Saat ini jabatannya adalah Sekretaris DPRD Provinsi Riau. Muflihun memutuskan mundur dari birokrat karena keinginan maju di Pilkada Kota Pekanbaru. Muflihun mengaku banyak arus dukungan masyarakat meminta agar dia memimpin Kota Pekanbaru.

Sedangkan wakil Muflihun, Ade Hartati Rahmat saat ini masih menjabat anggota DPRD Riau di Komisi V membidangi pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan rakyat. Pengalaman dua periode sebagai anggota DPRD pekanbaru dan dua periode anggota DPRD Riau, Ade yakin mampu memimpin kota bertuah. Pada Pemilu lalu, Ade kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Riau, tapi kalah.

Belakangan muncul lagi dua pasangan nama Calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru yang sempat tidak diprediksi masuk karena sesuai peraturan KPU RI sebelumnya menyatakan syarat dukungan calon harus melalui partai politik sekurang-kurang 20 persen kursi keterwakilan di DPRD.

Yakni pasangan Peri Akri-Dastrayani Bibra, keduanya akan diusung Partai Nasdem. Nasdem menyatakan akan mengajukan paslon sendiri, karena hasil Pemilu lalu partai tersebut mengantongi suara signifikan yakni 64.044 atau setara 11,67 persen. Namun sampai hari pertama pendaftaran, pasangan ini belum mengamongi SK dukungan dari Nasdem.

Sesuai keputusan MK, Pekanbaru masuk dalam kategori wilayah dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di angka 500 ribu, syarat dukungan sekurang-kurangnya perolehan suara partai politik atau gabungan partai politik di angka 7,5 persen. Sementara jumlah suara sah di DPRD Pekanbaru mencapai 549.023 suara, melebihi syarat minimal rujukan saat ini, yakni 41.177 suara.

Peri Akri merupakan politisi senior dari PAN, pada Pemilu 2019 sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Riau untuk Dapil Kota Pekanbaru. Sayangnya usaha Peri tidak mulus, dia tidak berhasil mengumpulkan suara untuk memperoleh kursi. Belakangan Peri bergabung dengan Partai Nasdem dan menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua DPW Nasdem Provinsi Riau.

Wakilnya H Dastrayani Bibra adalah birokrat senior yang pernah menduduki jabatan dinas di Pemerintah Kota Pekanbaru. Setelah pensiun, Bibra sempat bergabung dengan PDI Perjuangan mencalonkan diri sebagai Calon Walikota Pekanbaru 2017 berpasangan dengan Said Usman Abdullah. Namun pasangan ini kandas berhadapan dengan petahana Firdaus-Ayat Cahyadi. Pada Pemilu 2019, Bang Ide, maju sebagai Calag DPRD kota Pekanbaru Dapil Senapelan-Payung Sekaki dari Partai Golkar, tetapi tidak terpilih. Pada Pemilu 2024, ia juga mencoba peruntungan ke DPRD Riau melalui Partai Nasdem tapi juga kandas.

Terakhir muncul pula pasangan calon Instiyawati Ayus-Dr Taufik Arrakhman. Keduanya didukung oleh PKB dan Partai Hanura. Untuk diketahui, Instiyawati Ayus saat ini adalah anggota DPD RI, pada Pemilu lalu, senator dari Riau ini sempat mencalonkan diri untuk kursi DPR RI Dapil Riau 1 setelah berpindah-pindah partai dari Partai Nasdemi, Perindo hingga berlabuh di Partai Amanat Nasional.

Sementara wakilnya Taufik Arrakhman adalah anggota DPRD Riau periode 2014-2019 melalui Partai Gerindra Dapil Kota Pekanbaru. Saat ini dipercaya sebagai Ketua DPC PKB Kota Pekanbaru dan juga ikut dalam perebutan kursi DPR RI pada Pemilu lalu untuk Dapil Riau 1. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews