Tokoh  

Ustadz Kondang Asal Malaysia Balik Kampung ke Airtiris

Ustadz Ebit Liew ditemani seniman Riau H Mosthamir Thalib (kanan) dan Ahmad Fadli.

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Ustadz kondang dari Malaysia, Ebit Liew, balik ke kampung halaman leluhur ibundanya, Airtiris, Kabupaten Kampar, seraya bersilaturrahmi dengan ulama Riau dan mengunjungi pondok serta beberapa lembaga pendidikan Islam di Riau dan Pulau Jawa.

“Datang sekali cuma untuk silaturrahmi, mengunjungi Ustadz Abdul Somad dan kampung orang tua,” katanya saat ditemui di Bandara Sultan Syarif Kasim II, ketika akan bertolak pulang ke Malaysia melewati Jakarta.

Selain mengunjungi Riau, Ebit Liew juga akan mengunjung beberapa pondok pesantren di Jawa, seperti di Bogor dan Cirebon, serta bersilaturrahmi dengan ulama-ulama di sana. Di Pekanbaru, Ustadz Ebit dibawa UAS menginap di Rumah Omak, kawasan Pondok Pesantren yang dibina UAS di Kelurahan Palas, Pekanbaru.

Selama ini sekalangan orang mengira ustadz yang dermawan lagi rajin turun ke lapangan membantu fakir dan bersedekah ini keturunan Tionghua asli, ternyata dia juga punya darah Melayu, malah darah Riau pula.

“Ayah saya memang asli Tionghua. Orang Keluang, Johor. Sedang ibunda saya keturunan dari sini, Kampar,” katanya.

Ketika ditanyakan kemungkinan bisa mengisi ceramah di Riau, Ustafz Ebit Liew mengatakan, mungkin bisa saja nanti mengingat jarak dari Kuala Lumpur dengan Pekanbaru cukup dekat, tidak sampai satu jam.

Sementara ini untuk sampai ke Pekanbaru Ustadz Liew dan tim, terpaksa lewat Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Sebab Bandara Sultan Syarif Kasim II, untuk penerbangan internasional baru dibuka bulai Mei nanti.

Di Malaysia, dalam mensyi’arkan Islam, kegiatan Ustadz Ebit Lew tidak hanya berceramah dari masjid ke masjid atau dari satu tempat lain, tetapi dia juga sangat turun langsung ke lapangan membawa sekaligus material bantuan untuk orang-orang miskin dan terlantar, termasuk korban musibah alam dan perang.

Pakir miskin serta korban-korban musibah  yang perlu dibantu itu kadang-kadang dikejar Ustadz Ebit sangat jauh, seperti di Sabah, Borneo (Kalimantan), yang terpaksa menyeberang dari Semenanjung.

Lebih jauh lagi, Ustadz Ebit pergi luar negara, memberikan bantuan kepada anak-anak korban perang di Palestina, Afrika dan Brazil. Di Palestina Ustadz Ebit Liew membuatkan sekolah dan menyiapkan guru untuk mereka. “Susah hati mendengar penderitaan mereka,” katanya. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *