Penumpang Sriwijaya Air Asal Pekanbaru Berhasil Teridentifikasi

Asal Pekanbaru
Petugas gabungan membawa bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

LAMANRIAU.COM, JAKARTA – Tim D isaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi lima jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh dekat perairan Kepulauan Seribu, Jakarta. Satu antaranya adalah Putri Wahyuni, yang merupakan penumpang asal Pekanbaru.

Baca : Sebanyak 59 Korban Sriwijaya Air Berhasil Diidentifikasi

Dengan penambahan lima nama, total jenazah yang sudah teridentifikasi oleh Tim DVI Polri sejauh ini bertambah menjadi 17 orang.

“Hasil Rekonsiliasi hari ini berhasil mengidentifikasi korban sebanyak lima orang,” kata Karopenmas D ivhumas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono, Jumat 15 Januari 2021.

Rusdi menjelaskan, lima korban yang berhasil teridentifikasi tersebut masing-masing atas nama Toni Ismail, Dinda Amelia, Isti Yudha Prastika, Putri Wahyuni dan Rahmawati. Putri Wahyuni menyusul nama suaminya Ihsan Adhlan Hakim yang telah teridentifikasi sebelumnya.

Jenazah Isti Yudha Prastika dan Toni Ismail berhasil teridentifikasi melalui pemeriksaan sidik jari oleh tim Pusinafis Mabes Polri. Sementara jenazah Dinda Amelia, Putri Wahyuni dan Rahmawati melalui pemeriksaan DNA oleh tim Laboratorium DNA Pusdokkes Polri.

Dengan demikian, total jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang telah berhasil teridentifikasi oleh Tim DVI Polri hingga Jumat petang berjumlah 17 orang. Sebanyak 12 jenazah korban yang teridentifikasi sebelumnya yakni atas nama Okky Bisma, Khasanah, Fadly Satrianto. Lalu Asy Habul Yamin, Indah Halimah Putri, Agus Minarni, Ricko. Ihsan Adhlan Hakim, Mia Trasetyani, Yohanes Suherdi, Pipit Priyono, dan Supianto.

Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB. Dan jatuh dekat perairan antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

Kapal terbang jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian ke 13.000 kaki.

Pesawat take off dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca. Asal Pekanbaru

Berdasarkan data manifest, pesawat yang dproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra. (RCI)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *