Menuju Green Kampus

Pemuda

HAMPIR semua perguruan tinggi elit di Indonesia mulai berbenah untuk menjadi nomor satu dalam bidang green campus, kampus hijau. Istilah ini, membawa imajinasi kita kepada sebuah kampus yang memberikan nuansa kesejukan. Hamparan hijau biasanya menyejukkan pandangan dan hati seseorang. Tapi tahukah kita ap aitu green campus?

Selain memang bernuansa “hutan”, tujuan utama dari green campus adalah adanya komitmen, inisiatif, dan budaya untuk menciptakan kampus ramah lingkungan (fisik, sosial, budaya, dll.) secara berkelanjutan. Atau setidaknya, berikhtiar untuk mengurangi pengaruh buruk aktivitas manusia terhadap lingkungan yang diakibatkan oleh penggunaan energi dan sumber daya lainnya dalam jumlah besar yang menyebabkan masalah lingkungan bagi kampus dan sekitarnya.

Ada upaya yang serius bagi sebuah kampus yang ingin menuju kearah itu. Mulai dari upaya penghijauan, ikhtiar untuk menggunakan teknologi yang hemat energi, penggunaan transportasi yang ramah lingkungan, ada ruang untuk pejalan kaki, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan seterusnya.

Secara internasional, ada delapan kampus di Indonesia yang memiliki ranking 100 terbaik sebagai kampus/universitas hijau, yaitu UI (R-24), Undip (R-30), UGM (R-33), ITS (R-40), Unnes (R-43), IPB (R-46), UNS (79), dan UIN Raden Intan (81).

Sedangkan 10 terbaik nasional secara berurutan adalah UI, Undip, UGM, ITS, Unnes, IPB, UNS, UIN Raden Intan, Universitas Telkom, dan UII.

Ikhtiar itu, sepertinya masih jauh dari harapan, jika kita mau refleksikan dari beberapa kampus kita. Misalnya, dalam penggunaan kertas. Penggunaan kertas di kampus kita masih sangat boros. Skripsi/Tesis/Disertasi harus dijilid sebanyak 5 sampai 10, itupun dengan jumlah halaman yang cukup banyak.

Jika tidak kita control perilaku boros kertas itu, kita justru ikut membantu laju penguranga hutan (deforestasi). Setiap 15 rim kertas ukuran A4 itu akan menebang 1 pohon. Setiap 7000 eks lempar koran yang kita baca setiap hari itu akan menghabiskan 10-17 pohon hutan. Dalam satu hari ada berapa jutaan lembar kertas yang dipakai oleh kampus kita, dan ini artinya ada jutaan pohon hutan yang ditebang untuk memenuhi kebutuhan itu.

Sementara 1 pohon baru bisa di tebang, harus menunggu 5 atau 10 tahun yang akan datang. Wajar apabila setiap menitnya hutan seluas tiga lapangan bola menghilang! Hutan Indonesia yang tersisa kini diperkirakan tinggal 82 juta hektar, dan akan terus menyusut jika kita tidak melakukan upaya pelestarian.

Masih ada waktu bagi kita untuk menyelamatkan lingkungan kita, hutan kita. Yang terpenting dari green campus adalah rasa tenang, nyaman, dan bahagia. Jika di atas semua diukur pada sisi materialnya, maka tak kalah penting juga adalah melihat green campus pada sisi spritualitasnya.

Hijau itu symbol kesejukan, kenyamanan, keindahan, dan kedamaian. Selayaknya, kampus kita pun harus memberikan nuansa kesejukan, kenyamanan, keindahan dan kedamaian. Wallahu a’lam bi al-Shawab. ***

Baca: Kita dan Hutang Negara

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews