Kisah Lara Laila

Bang Long

Bismillah,
SAHABAT saya, Syahrul Affandi bin Jalaluddin Rozali atau biasa disapa Ngah Aroel menyerahkan LAILA (dotplus, 2021) kepada saya. Dikirimkannya LAILA dari Kota Minyak, Dumai, melalui perjalanan singkat tanpa asam garam. LAILA yang berbaju hitam seperti suasana berkabung itu saya sambut begitu mesra. Di bagian tengah baju hitamnya itu, tertulis LAILA. Di bagian bawahnya, ada nama Ngah Aroel. Dalam bajunya yang hitam itu, LAILA menyimpan enam kisah: Kado Ulang Tahun dari Ayah, Anggau di Sekolah, Laila, Halaman Kosong, dan Toge. Ada kisah kelam tersimpan di balik baju hitam. LAILA (2021) merupakan kumpulan cerpen Ngah Aroel. Selain itu, ternyata Ngah Aroel sangat piawai membuat tanjak tradisional. Laila adalah anak perempuan paman Aku. Di warnet miliknya, Laila memperkenalkan kekasihnya kepada Aku. Aku terkejut bukan kepalang sebab kekasih Laila adalah tengkorak yang telah berubah menjadi manusia itu. Tiba-tiba, datang David ke warnet dalam kondisi mabuk dan marah dengan Laila. Laila dirasuki kekasihnya, menatap sinis dan menggeram ucap ke David. Aku langsung menaburkan paku ke arah Laila hingga kesakitan dan jatuh ke lantai. David yang awalnya marah berubah bernafsu memandang Laila. David menghela Laila dari tanganku. Akhirnya, paman Aku meratapi tubuh Laila yang sudah terbujur kaku.

Kemudian, ada cerpen berjudul Jazirah Layeela karya Fakhrunnas M.A. Jabbar. Tokoh utama cerpen ini adalah Layeela. Meskipun ejaan agak sedikit berbeda, tetapi kita yakin bahwa itu sama seperti nama Laila. Layeela berkebangsaan Arab. Suaminya, Razed, menikahi perempuan lain. Lalu, muncul Zukron. Singkat cerita, Zukron dan Layeela saling jatuh cinta. Jelas ini cinta terlarang. Zukron masih bisa menjaga kesucian dirinya meskipun Layeela menggodanya. Layeela pulang ke Jedah ingin menyampaikan kisah hubungannya dengan Zukron dan ingin bercerai dengan Razed. Namun, Razed menolak menceraikannya. Dengan kalap, lelaki itu menembak seluruh keluarga Layeela. Layeela pun ikut tewas.

Cerpen Laila karya Putu Wijaya mengisahkan tentang kehidupan seorang pembantu rumah tangga yang bekerja pada keluarga yang disebutkan sebagai keluarga Tokoh Saya. Keluarga ini mengalami sekelumit masalah rumah tangga yang dikarenakan takut ditinggal pembantunya berhenti bekerja. Laila adalah si pembantu tersebut yang mengalami KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) secara fisik maupun psikis oleh suaminya dari masalah materi hingga poligami. Laila patuh kepada suaminya hingga menerima segala perlakuan kasar dari suaminya. Ia dipaksa menjadi tulang punggung keluarga. Ia wanita yang menerima keadaan harus berbakti, menurut kepada suami walaupun harga diri diinjak-injak. Berkat bantuan keluarga Tokoh Saya, akhirnya Laila dan anak-anaknya berpisah dari suaminya.

Lalu, pernahkah membaca atau mendengar kisah Layla dan Majnun (bahasa Arab: Layla wa Majnūn, bahasa Indonesia: Layla dan si Gila)? Layla dan Majnun adalah kisah asmara karangan sastrawan ternama Persia asal Azerbaijan, Nezami Ganjavi. Cerita ini mengisahkan seorang pemuda bernama Qais yang jatuh cinta kepada Layla. Akan tetapi, ayah Layla tidak menyetujui hubungan asmara mereka berdua dan berusaha menikahkan Layla dengan seorang saudagar kaya. Layla tidak bahagia dengan suaminya karena dia mencintai Qais. Di akhir kisah, Layla meninggal dunia. Lalu, Qais pun menyusul Layla ke alam baka.

Asal kata Laila adalah turunan dari kata al-Lail (الّيل), yang berarti malam (hari). Jadi, arti nama Layla atau Laila menggambarkan waktu malam. Secara harfiah, malam adalah waktu setelah matahari terbenam hingga terbit. Malam didefinisikan juga sebagai waktu antara tenggelam matahari di ufuk (horizon) sebelah barat sampai munculnya matahari di ufuk timur. Diksi malam bukan hanya memiliki makna harfiah. Makna lain diksi malam adalah kalaraan/keadaan lara/mengerikan/menakutkan/mencekam, keadaan sulit, dalam kondisi tertekan/tidak mengenakkan. Laila menggambarkan keadaan lara perempuan. Penamaan tokoh Laila yang penuh perundungan tentu bukan tidak sengaja jika kita bandingkan dengan makna kata malam.

Laila dalam beberapa cerpen tersebut merupakan simbolisasi citra perempuan. Perempuan selalu menjadi tema menarik dalam kehidupan nyata dan fiksi. Ada beberapa citraan perempuan dalam beberapa karya sastra dalam tulisan ini. Pertama, gambaran perempuan mandiri. Kedua, gambaran perempuan terjebak dalam pergaulan bebas. Ketiga, gambaran perempuan penurut dan berbakti kepada suami dan orang tuanya. Keempat, gambaran bahwa perempuan tidak terlepas dari keadaan lara.

Tokoh Laila mengalami tabrakan-tabrakan dalam beberapa kisah tersebut. Tabrakan-tabrakan itu merupakan benturan antara kodrat dan hak asasi. Tabrakan-tabrakan ini menjadi refleksi tokoh perempuan dalam kehidupan nyata. Demikianlah kisah-kisah lara Laila, derita perempuan.***

Hanya Allah Yang Mahatahu.
Alhamdulillah.

Bengkalis, Ahad, 03 Rabiul Awal 1443 H / 10 Oktober 2021.

Baca : Di Kerajaan Langit

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *