LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Sejak pandemi Covid-19 melanda, sekolah-sekolah kota Pekanbaru mulai menerapkan kurikulum darurat dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Langkah itu dilakukan karena Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru hingga saat ini belum memberikan izin sekolah tatap muka.
Guna memastikan PJJ telah berjalan maksimal, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Ismardi Ilyas bersama jajaran melakukan sosialisasi dan evaluasi pembelajaran jarak jauh seluruh SD Negeri se-kota Pekanbaru, Senin 26 Oktober 2020 kemarin.
Ismardi mengatakan, saat ini seluruh sekolah Kota Pekanbaru sudah menerapkan kurikulum darurat dalam proses PJJ. Dalam kurikulum darurat tidak semua muatan pelajaran yang ada pada Kurikulum 2013 (K-13) diberikan kepada siswa. Ada pengurangan muatan pelajaran atau penyederhanaan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran.
“Pihak sekolah mendapat kebebasan untuk memilih sendiri capaian kurikulumnya. Antaranya bisa menyesuaikan dengan target Kurikulum 13 yang ada. Saat ini sekolah sudah menerapkan itu pada tahun ajaran ini,” jelas Ismardi.
Ismardi mengatakan, selain bisa menggunakan kurikulum darurat pihak sekolah bisa memilih pengurangan muatan pelajaran sesuai dengan kemauan sekolah masing-masing. Namun tetap merujuk pada Kurikulum 2013.
“Pengurangan muatan pelajaran dapat mencapai 20-40 persen dari masing-masing mata pelajaran,” sebutnya.
Masih kata Ismardi, penerapan kurikulum darurat sesuai dengan rujukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI terkait proses belajar mengajar dalam masa pandemi Covid-19. Aktivitas belajar mengajar saat ini dipindahkan ke rumah masing-masing.
Menurutnya, kurikulum darurat ini meringankan siswa. Karena proses belajar tidak tatap muka, maka ada penyederhanaan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran.
Untuk rencana sekolah tatap muka sekali seminggu di Pekanbaru harus ditunda. Penundaan hingga Kota Pekanbaru kembali ke zona kuning atau dengan tingkat rasio penularan Covid-19 rendah.
Meskipun tidak ada aktivitas siswa belajar tatap muka, sekolah tetap harus buka untuk operasional sekolah. Namun berbeda dengan hari biasa, aktifitas sekolah saat ini hanya tinggal 25 persen. (Adv)