Segera Kembali

Jalaluddin As-Suyuti

PADA awalnya manusia merupakan makhluk putih atau makhluk suci karena dilahirkan tanpa dosa. Namun seiring berjalannya waktu, manusia pun berubah menjadi makhluk yang diliputi noda hitam. Ia menjadi makhluk berdosa dan bernoda karena berbagai perbuatan hitam yang dilakukannya yang didorong hawa nafsunya..

Manusia yang pada awalnya bayi merupakan makhluk mulia, menyenangkan dan disukai semua orang. Ia tak perlu bersusah payah mencari, mengais makanan dan minuman. Ibunya tanpa diminta akan menyusukannya, akan menyuapinya. Tanpa meminta perhatian, orang-orang di sekelilingnya akan mendatanginya. Menggendongnya dan membuat ia tertawa lucu dan menggemaskan karena digoda orang-orang di sekelilingnya.

Masa kanak-kanak adalah masa-masa menyenangkan. Masa-masa seolah di surga. Namun semua tak bertahan lama. Semakin besar dan dewasa semakin berat ujian dan cobaan yang menghadang yang membuat putih dirinya hingga kelabu dan suatu saat menjadi hitam.

Ketika hitam pekat telah memenuhi hidupnya maka akan semakin hilang surganya. Hidup akan diliputi berbagai kesusahan dan malapetaka. Rezeki kian menyempit. Pikiran dan perasaan akan diliputi kecemasan dan kebimbangan. Masa-masa indah seperti masa kanak-kanak telah hilang. Sejumlah beban berat datang menghimpit.

Pada saat itu kembalilah ke keadaan putih seperti semula kala. Dekati kembali Dia yang pada awalnya menciptakan manusia dalam keadaan putih bersih tanpa noda. Tinggalkan dan jauhi sejauh-jauhnya segala perbuatan hitam yang pernah dilakukan. Sesali dan tangisi semuanya, serta jangan ulangi lagi. Kembalilah ke jalan lurus dan benar. Pulanglah ke jalan yang terang. Baliklah ke diri asal. Berdiamlah di rumah hening diri. Berjanji dan bertekadlah pada diri yang jati untuk mengucapkan selamat tinggal masa lalu yang hitam. Katakan bahwa matahari baru akan muncul membawa harapan baru. Kosongkan kembali cawan diri. Kosongkan sekosong-kosongnya. Sebab bila cawan diri berisi apalagi penuh maka makanan rohani baru tak akan dapat masuk ke dalamnya.

Setelah itu bertekadlah mengisi semua itu untuk melakukan semua yang diperintah-Nya dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya. Isi kehidupan dengan hal-hal yang positif. Jangan biarkan hal-hal negatif menghampiri semua aktivitas. Berpikir positif, bertindak positif, berucap positif, bertekad positif, dan bercita-cita untuk melakukan hal-hal yang positif di masa depan adalah azam yang mesti digenggam.

Jika itu telah dilakukan maka yakinlah bahwa keberkahan dari-Nya segera akan muncul. Keberkahan dapat bermakna kebahagiaan atau membahagiakan. Hiduplah dalam suasana bahagia walau dalam kondisi apa pun. Usahakan membuat orang lain untuk bahagia . Tutup lubang kesedihan dan kekecewaan bagi diri dan makhluk lain di sekitar diri.

Semoga dengan selalu merasa bahagia dan berusaha membahagiakan orang lain maka Ilahi akan menganugerahkan hidayah atau petunjuk atau solusi kongkrit dalam berbagai problema yang menghadang di tengah kehidupan.

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu, dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133)

Wallahu a’lam. ***

Baca : Pesona Muara Lembu

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews