Pewarisan Karakter Melayu

Pewarisan Karakter Melayu

TUNJUK ajar merupakan kekayaan intelektual Melayu yang perlu lestari karena telah memberikan sumbangan besar dalam perjalanan panjang peradaban Melayu.

Kepiawaian para bijak bestari yang terdiri dari para pemangku adat, tokoh agama, para pencerita seumpama tukang nyanyi panjang dan guru bangsa Melayu lainnya telah melahirkan berbagai tunjuk ajar Melayu, baik dalam bentuk petatah-petitih, bidal, syair, pantun, gurindam, talibun, seloka dan lain sebagainya.

Kehadiran karya sastra penuh makna itu telah menjadi satu proses belajar mengajar para ‘guru bangsa’ tersebut dalam melahirkan anak-anak Melayu yang beradab dan cerlang cemerlang.

Untuk itu, pemangku adat mesti banyak tahu, paham dan pandai tunjuk ajar. Isi dan makna tunjuk ajar tersebut diamalkan sehari-hari, dan diajarkan kepada anak kemenakan. Setiap ada kesempatan memberikan kata nasehat dalam forum apa pun, jangan lupa menyelipkan tunjuk ajar, baik dalam bentuk pantun dan kata-kata bijak Melayu lainnya. Bila perlu bukan hanya kata-kata bijak itu saja yang disampaikan tetapi juga penjelasan dari ungkapan itu mesti diutarakan. Hal ini berguna, di samping mencerdaskan kehidupan anak kemenakan, melestarikan nilai budaya Melayu, juga dapat meraih keberkahan dari Allah Swt.

Selain itu, penelitian dan penerbitan buku-buku yang bersangkut kait dengan tunjuk ajar ini mesti digalakkan, dan tentu saja disokong pemerintah dan pihak korporasi yang berkhidmat di wilayah Melayu, utamanya di Provinsi Riau. Penelitian, kajian dan hasilnya seperti buku mesti maujud. Ya, buku-buku seperti Pantun-Pantun Melayu Kuno karya Haji Ibrahim, Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji, Syair Ibarat Khabar Kiamat karya Abdurrahman Shiddiq al-Indragiri/Al-Banjari, Tunjuk Ajar Melayu tulisan Tenas Effendy, dan karya-karya sastra Melayu lainnya yang berhubung kait dengan pendidikan karakter Melayu mesti diterbitkan, dan didistribusikan ke tengah masyarakat, terutama para pelajar, mulai Taman Kanak-Kanak hingga ke perguruan tinggi.

Tunjuk ajar itu menjadi bagian penting dalam pembangunan peradaban manusia. Ia merupakan proses pendidikan yang melahirkan karakter yang luhur. Sehingga Puak Melayu dipandang sebagai bangsa besar atau bangsa beradab dalam pertelagahan kebudayaan dunia. Karena isi tunjuk ajar tersebut penuh dengan nilai-nilai agung yang akan menyelamatkan manusia dunia akhirat.

Pada hemat saya, tunjuk ajar itu juga menjadi salah satu dasar bahasa Melayu menjadi bahasa linguafranca dulunya. Itu juga jadi pondasi dasar bagi bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa di negara lainnya di Asia Tenggara. Sebab tunjuk ajar yang indah dan penuh makna, berupa syair, bidal, gurindam, pantun, seloka, talibun, petatah petitih yang tersebar di rantau Melayu muncul dari ketinggian pencapaian akal budi kemanusiaan, yang terbit dari mata air perenungan yang dalam, intens dan pengamalan nilai-nilai mulia para bijak bestari Melayu dari zaman ke zaman.

Oleh karena materi dan nilai tunjuk ajar itu menjadi salah satu pembentuk karakter Melayu dari masa ke masa. Untuk itu mesti dilestarikan dan diwariskan oleh cerdik pandai, para cendekiawan, bijak bestari Melayu kepada anak kemenakan atau masyarakatnya.

Tunjuk ajar Melayu mesti menyentuh semua lapisan masyarakat dengan berbagai cara dan strategi. Mulai dari bangku sekolah hingga ke perguruan tinggi. Mulai dari kaum terpelajar hingga kalangan awam.

Tunjuk ajar Melayu mesti disebarluaskan di era digital dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Tunjuk ajar Melayu mesti menyebar di youtube, tik tok, instagram, twitter, dan lain sebagainya.

Pada 27 Mei 2024 yang lalu, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Pelalawan melaksanakan kegiatan tunjuk ajar Melayu di Balai Adat Segati. Atas usaha ini, sejatinya masyarakat Pelalawan khususnya, Masyarakat Riau umumnya berterimakasih kepada LAMR Kabupaten Pelalawan yang telah melakukan kegiatan bermakna dan amat berguna tersebut, dan tentu saja, dan yang terpenting lembaga-lembaga pendidikan dan kebudayaan sejatinya melakukan hal serupa di serata Riau demi melanjutkan estafet pewarisan dan pengembangan peradaban Melayu demi melahirkan zuriat Melayu yang berkarakter, yang tak kehilangan jati dirinya sebagai anak-anak Melayu. ***

Baca: Lelang Suak Sungai

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews