Stok Migas Menipis, Ini Tiga Sektor yang Harus Digarap Pemprov Riau

Gubernur Riau Syamsuar saat melihat produksi ikan salai di kampung patin XIII Kota Kampar belum lama ini.

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau memberikan sejumlah masukan kepada Pemerintah Daerah untuk menyikapi pelemahan ekonomi di daerah ini selama beberapa tahun terakhir.

Kepala BI Riau Decymus mengatakan, dulu perekonomian Riau sangat besar, bahkan terbesar di Sumatera selama periode 2010-2012, dimana ekonomi Riau tumbuh hingga 6 persen.

“Tapi penopang utama ekonomi Riau saat itu dari minyak, sekarang pertumbuhan ekonomi Riau tinggal 3 persenan, penyebab utamanya karena natural declining minyak itu. Jadi kami ada beberapa saran untuk Pemda menghadapi kondisi ini,” ujarnya, Jumat (11/10).

Decymus menjelaskan Pemprov Riau diminta untuk melirik beberapa sektor berikut guna dikembangkan lebih lanjut.

Pertama, yaitu pertanian selain perkebunan. Komoditas pertanian di Riau punya potensi untuk dikembangkan, dan dinilai mampu menggerakkan ekonomi daerah, misalnya tanaman ubi kayu.

Kedua, perdagangan. Sektor ini perlu mendapat perhatian pemda, karena terbukti Pemko Pekanbaru bisa meraih pertumbuhan ekonomi 5 persen dengan fokus pada sektor tersebut.

Ibukota Provinsi Riau ini tidak bergantung pada fluktuasi harga minyak dan komoditas sawit, karena punya sektor perdagangan yang sudah berkembang. Selain itu, Kota Pekanbaru mengandalkan jasa perhotelan dan penjualan eceran.

Lalu ketiga, real estate. Sektor perumahan, properti dinilai sudah layak dilirik Pemprov untuk didorong, karena saat ini pemerintah pusat hingga daerah sudah menggeber pembangunan infrastruktur sehingga banyak daerah menjadi lebih mudah untuk diakses dan pusat ekonomi baru akan bermunculan. Di sini sektor properti tentu menjadi kebutuhan.

Terakhir, sektor perikanan. Sepanjang pesisir timur Provinsi Riau memiliki potensi perikanan dan kelautan yang besar, namun belum maksimal digarap karena belum ada pelabuhan yang representatif untuk menjadi wadah nelayan menjual hasil ikannya.

“Akibatnya hasil perikanan di Riau ini lari ke tetangga seperti Batam dan Medan. Padahal kalau ini masuk ke Riau dan tercatat sebagai PDRB, tentu ekonomi semakin tumbuh positif. Tidak hanya itu, hasil padi juga kondisinya sama, hasilnya itu masuk ke Medan,” ujarnya.

BI mencatat perekonomian Riau di triwulan II/2019 sebesar 2,80 persen atau mengalami pelemahan dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 2,87 persen. (bsc)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *