Mimbar  

Wanita Sholat Berjemaah, Haruskah Azan dan Iqomat?

LAMANRIAU.COM – Azan dan iqomat merupakan amalan yang dijalankan mengiringi sholat fardlu lima waktu. Dua amalan ini merupakan sunah di awal sholat.

Keutamaan azan tertuang dalam hadis Rasulullah Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim.

” Seandainya orang-orang mengetahui pahala yang terkandung pada azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mungkin mendapatkannya kecuali dengan cara mengadakan undian atasnya, niscaya mereka akan melakukan undian.

Sedangkan keutamaan azan ada dalam hadis riwayat Ibnu Umar. Dalam hadis tersebut, Rasulullah bersabda demikian.

Siapa saja yang melakukan azan sebanyak dua belas kali dalam setahun maka dia berhak masuk surga, dan akan dicatatkan baginya enam puluh kebaikan setiap hari dia azan, dan untuk setiap qomat (dicatatkan) tiga puluh kebaikan.

Sudah menjadi kelaziman azan dan iqomat di masjid dikumandangkan oleh muazin pria. Bagaimana jika wanita yang melakukannya?

Jika Jemaah Sholat Adalah Pria

Dikutip dari Bincang Syariah, Imam An Nawawi dalam kitabnya Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab menyatakan wanita tidak boleh mengumandangkan azan dan iqomat. Ketentuan ini berlaku jika jemaah sholat terdiri dari pria.

” Tidak sah azan wanita untuk jemaah pria. Sebagaimana disebutkan Mushannif (pengarang kitab Muhadzdzab) bahwa pendapat ini adalah pendapat madzhabnya serta pendapat jumhur ulama serta pendapat Imam As Syafi’i dalam kitab Al-Umm.”

Berbeda halnya jika jemaah sholat terdiri dari wanita. Dalam kondisi ini, wanita boleh mengumandangkan azan dan iqomat namun tidak dikeraskan.

Jika Jemaahnya Wanita Semua, Begini Ketentuannya

Pun demikian, wanita sebenarnya tidak perlu mengumandangkan azan dan iqomat ketika hendak sholat di mana jemaahnya seluruhnya wanita.

Hal ini dijelaskan Imam Syafi’i dalam kitabnya Al Umm.

” Para perempuan tidak perlu azan walaupun mereka berjemaah bersama (perempuan yang lain). Namun jika ada yang berazan dan mereka hanya melakukan iqamah, maka hal itu diperbolehkan. Dan juga tidak boleh mengeraskan suara mereka saat azan. Sekiranya azan tersebut cukup didengar olehnya sendiri dan teman-teman perempuannya, begitu juga saat iqomat.”

Sementara dalam kitab Al Mi’yaru Al Islami, disebutkan wanita hanya disunahkan untuk iqomat, bukan azan. (dci)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *