Panglima Militer Amerika Menyesal Temani Trump ke Alun-alun

Presiden AS Donald Trump berjalan bersama Jaksa Agung William Barr (kiri), Menteri Petahanan Mark T. Esper (tengah), dan Komandan Kepala Staf Gabungan Mark A. Milley (kanan) di Alun-alun Lafayette dan Gereja St. John's, 3 Juni 2020. (Foto: AFP)

LAMANRIAU.COM – Komandan Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat Jenderal Mark Milley mengungkapkan penyesalannya karena telah menemani Presiden Donald Trump untuk melakukan inspeksi di Alun-alun Lafayette Square dekat Gedung Putih pekan kemarin, di tengah maraknya aksi protes.

Milley, yang jabatannya setara panglima militer, mengatakan keputusannya untuk ikut bergabung dalam rombongan presiden ketika itu adalah sebuah “kesalahan”.

Pernyataan dia ini memperuncing ketegangan antara Gedung Putih dengan militer terkait penanganan aksi massa memprotes rasialisme baru-baru ini.

Milley menyampaikan pendapatnya itu dalam pidato melalui video kepada para lulusan Universitas Pertahanan Nasional hari Kamis (11/6/2020) lalu. Dia juga menasihati para perwira muda itu untuk “selalu peka terhadap situasi”.

“Sebagai pemimpin senior, semua yang Anda lakukan nanti akan diawasi secara ketat. Dan saya tidak kebal soal ini,” kata Milley.

“Seperti yang banyak dari Anda sudah menyaksikan sendiri, akibat dari foto saya di Alun-alun Lafayette pekan lalu. Hal itu memicu debat nasional tentang peran militer di dalam masyarakat sipil,” lanjutnya.

“Saya seharusnya tidak berada di sana. Kehadiran saya pada momen tersebut dan dalam situasi yang sedang berlangsung menimbulkan persepsi bahwa militer terlibat dalam urusan domestik.”

Dia menambahkan: “Sebagai seorang perwira berseragam, ini sebuah kesalahan yang menjadi pelajaran bagi saya, dan dengan tulus saya berharap kita semua bisa belajar darinya.”

Dari foto yang beredar Milley waktu itu hadir dengan mengenakan seragam tempur di tengah rombongan presiden sehingga menuai banyak kritikan.

Sebelum rombongan itu datang ke lokasi dengan berjalan kaki dari Gedung Putih, aparat keamanan “membersihkan” jalan dari para demonstran dengan aksi kekerasan dan tembakan gas air mata.

Dalam inspeksi tersebut, Trump sempat berfoto di depan Gereja St. John’s sambil memegang Alkitab.

Para pejabat Pentagon dan pensiunan militer banyak mengkritik cara Trump menangani aksi massa, yang dipicu oleh tewasnya pria kulit hitam George Floyd saat ditahan polisi di Minneapolis 25 Mei lalu.

Presiden Trump, dalam wawancara dengan Fox News hari berikutnya, mengatakan dia tidak mempermasalahkan sikap Milley tersebut.

“Saya menjalin hubungan baik dengan militer. Saya membangun kembali militer kita dan menggelontorkan dana US$ 2,5 triliun, tidak ada orang lain yang pernah melakukan itu,” kata Trump.

Menurut dia, di era Presiden Barack Obama, militer AS menjadi “lelucon” dan pesawat-pesawat yang dimiliki sudah berusia 50-60 tahun.

“Peralatan yang mereka miliki sudah tua dan rusak, militer kita tidak punya amunisi,” kata Trump. “Sekarang militer kita yang paling hebat sepanjang masa.” (BSC)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *