Riau  

Pertamina Hulu Rokan Latih Warga Desa Mukti Sari Operasikan Biogas

Pertamina Hulu Rokan Latih Warga Desa Mukti Sari Operasikan Biogas
PT Pertamina Hulu Rokan mengadakan pelatihan biogs dan bioslurry di Desa Mukti Sari (dennirisman)

LAMANRIAU.COM, TAPUNG – Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengadakan pelatihan pengoperasian dan perawatan biogas di Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Rabu, 12 Oktober 2022. Dalam pelatihan itu, juga dijelaskan tentang pemanfaatan Bio-Slurry, ampas biogas.

Pelatihan diadakan di Aula Kantor Desa Mukti Sari, dihadiri langsung Analyst Social Performance PT PHR, Priawansyah, Kepala Desa Mukti Sari Waryono, Kepala UPT Tapung Dinas Peternakan Kampar, Fernando Hutagaol, Perwakilan Yayasan Rumah Energi Krisna dan warga Desa Mukti Sari.

Priawansyah menyebutkan, pelatihan ini diadakan sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PT Pertamina Hulu Rokan.

“Di desa Mukti Sari ini Pertamina Hulu Rokan membuat program desa energi berdikari untuk Desa Mukti Sari. Desa energi dengan membangun biogas di desa ini,” kata Pria dalam sambutannya.

Pertamina Hulu Rokan Latih Warga Desa Mukti Sari Operasikan Biogas
Salah satu reaktor biogas milik warga Desa Mukti Sari ditengah kebun (dennirisman)

Pembangunan biogas ini sudah di mulai sejak tiga bulan lalu. Pada awalnya, PT PHR berencana membangun reaktor biogas sebanyak 30 unit. Namun, karena adanya penolakan dari sebagian warga, pembangunan reaktor hanya sebanyak delapan unit.

Alasan yang dikemukakan warga saat itu hampir senada, nanti gas yang dihasilkan untuk memasak bau kotoran sapi.

Tapi, ketika reaktor biogas sudah selesai dan mulai di uji coba, yang menolak tadi minta lagi dibangunkan reaktor biogas di tempatnya.

“Mereka melihat, ketika listrik mati di Desa Mukti Sari, Selasa, 11 Oktober malam, hanya di rumah pemilik reaktor biogas yang lampunya tetap menyala,” ujar Pria.

Pertamina Hulu Rokan Latih Warga Desa Mukti Sari Operasikan Biogas
Salah satu rumah di Desa Mukti Sari yang telah dipasangkan lampu biogas di beranda rumahnya (dennirisman)

Untuk sementara, ujar Pria, permintaan tambahan itu terpaksa ditampung dulu.

“Kita fokus mengoptimalkan delapan biogas yang sudah selesai ini. Kita beri pelatihan mereka yang sudah punya biogas cara mengoperasrikan dan merawatnya,” tambah Pria lagi.

Biogas dan Bio-Slurry

Desa energi berdikari adalah program Pertamina dalam rangka penyediaan energi bersih dan terjangkau, serta mendukung perekonomian dan kemandirian masyarakat.

PT PHR dituntut membuat program desa energi berdikari di wilayah kerjanya. Desa energi dari energi terbarukan.

“Kita memilih biogas untuk energi terbarukan di Desa Energi Berdikari. Alasannya, bahan baku biogas banyak dari kotoran ternak dan mudah perawatan,” tutur Pria.

Krisna dari Yayasan Rumah Energi menyebutkan, kelebihan dari biogas selain bisa mengurangi polusi (bau kotoran sapi), ampas dari biogas yang disebut bio-slurry sangat bagus jadi pupuk tanaman serta dijadikan pelet ikan.

Pertamina Hulu Rokan Latih Warga Desa Mukti Sari Operasikan Biogas
Krisna dari Yayasan RUmah Energi menunjukan hasil uji kandungan hara di Bio-Slurry (dennirisman(

Dalam pelatihan itu, Krisna menunjukan kelebihan bio-slurry sebagai pupuk tanaman. Di hadapan warga desa, dia menguji kandungan hara dari bio-slurry dengan pupuk NPK dan pupuk urea.

Pengujian dilakukan dengan memakai alat colokan dengan bola lampu pijar di atasnya. Jika lampu menyala berarti kandungan haranya tinggi.

Dari pengujian itu terlihat, lampu bersinar di gelas uji pupuk NPK Mutiara dan gelas bio-Slurry. Sedangkan di gelas urea, lampu uji tidak menyala.

Namun dibanding sinar yang dihasilkan di NPK dan bio-Slurry, ternyata sinar lampu di gelas bio-slurry lebih terang dari gelas NPK Mutiara.

“Jadi bapak-bapak, selain kita dapat gas untuk memasak dan penerangan di rumah, kita juga mendapat pupuk yang sangat hebat untuk pertanian dan perkebunan,” ujar Krisna.

“Saya telah mencoba memakai bio-slurry ini di kebun milik desa. Hasilnya memang sangat bagusi. Tanaman yang tadinya nyaris mati, sekarang tumbuh subur. Ibu-ibu PKK yang mengelola kebun ini sekarang tambah semangat,” kata Kepala Desa Mukti Sari, Waryono, menanggapi hasil ampas biogas warga desanya.

Pertamina Hulu Rokan Latih Warga Desa Mukti Sari Operasikan Biogas
Kebun Desa Mukti Sari menggunakan bio-slurry untuk memupuk tanamannya. (dennirisman)

Permintaan Desa Tetangga

Hal ini kemudian memancing ‘kecemburuan’ desa tetangga Mukti Sari, yakni Desa Kijang Rejo.

“Kami mau juga dibuatkan biogas di desa kami,” pinta Isrohmat, Kepala Desa Kijang Rejo, Kecamatan Tapung ke Priawansyah yang bertanggungjawab dalam program Desa Energi Berdikari Mukti Sari.

“Di desa kami, jumlah peternak sapi lebih banyak dari Mukti Sari. Jumlah sumur minyak PHR ada 30 di desa Kijang Rejo,” ujar Kades Kijang Rejo membujuk Priawansyah agar PT PHR juga menjadikan Desa Kijang Rejo sebagai Desa Energi Berdikari.

Mendengar permintaan itu, Priawansyah hanya tersenyum. Ada rasa gembira, program awal sebagai percontohan itu sudah sampai ke desa lain di Tapung. Ada juga rasa sedih, dia belum bisa langsung menjawab permohonan itu.

“Untuk awal, kami masih fokus mengembangkan biogas di Desa Mukti Sari. Sehingga semua orang di desa ini betul-betul terlibat dalam kemandirian energi terbarukan. Untuk warga Desa Kijang Rejo, mungkin tahap awal belajar dulu ke desa Mukti Sari, melihat proses pembangunan, pengoperasian dan perawatannya,” tambah Priawansyah lagi.

Editor: Denni RIsman – Penulis: Denni Risman dan Yurnaldi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews