Dua Kali Digoyang Gempa Dahsyat, Hingga Pipa Minyak Meledak

Kondisi sebuah bangunan yang hancur akibat gempa yang terjadi di Turki dan Suriah, Senin (06/02/2023).

LAMANRIAU.COM, ANKARA – Hasil perkembangan terbaru jumlah korban meninggal dunia setelah dua kali gempa berkekuatan besar mengguncang Turki dan Suriah terkonfirmasi sebanyak 2.300 orang. Badan penanggulangan bencana Turki memperbarui jumlah korban meninggal akibat gempa pada Senin pagi menjadi 1.498 orang.

Sementara itu di Suriah, angka kematian kini mencapai 810 orang. Menurut kantor berita AFP, yang menggabungkan laporan dari otoritas di area-area yang dikontrol pemerintah dan lembaga White Helmets di wilayah di bawah pemberontak.

Pusat gempa 7,5 MG menghantam kawasan Provinsi Kahramanmaras di Turki, yang terjadi beberapa jam setelah gempa pertama di Gaziantep, sekitar 128 km jauhnya dengan 7,8 mg. Gempa kedua ini terjadi pada pukul 13.24 waktu setempat.

Pejabat Otoritas Manajemen Bencana dan Kedaruratan Turki menyatakan gempa ini bukanlah gempa susulan, sebab berbeda dengan gempa pada pagi hari. Setidaknya 70 orang telah meninggal dunia di Kahramanmaras setelah gempa pertama.

Cuaca dingin, hujan, dan gempa susulan mempersulit proses penyelamatan di Diyarbakir – juga di sebagian besar lokasi terdampak gempa. Warga yang meninggalkan rumah mereka dengan terburu-buru pada dini hari ketika gempa pertama menyerang, takut kembali ke kediamannya untuk sekadar mengambil jaket atau sepatu.

Prakiraan cuaca menyebut usaha penyelamatan beberapa hari ke depan mungkin terkendala cuaca buruk di sejumlah area terdampak. Di Turki, area di sekitar lokasi gempa pertama diperkirakan akan hujan lebat, sementara suhu akan turun hingga 3-4C di siang hari dan di bawah 0C di malam hari. Salju setebal 3-5cm diperkirakan akan turun, sementara di bagian utara Turki, hujan salju akan lebih lebat.

Setidaknya 2.800 bangunan diperkirakan hancur karena gempa pertama pagi, yang berarti ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Sementara sejumlah video dan foto bermunculan, menunjukkan kerusakan parah yang terjadi di negara Suriah. Sejumlah area yang terdampak parah oleh gempa tidak berada di bawah kendali pemerintah, sehingga akses untuk perawatan medis dan perlengkapan gawat darurat terbatas.

White Helmets, organisasi kemanusiaan yang berkerja di daerah-daerah yang dikendalikan oleh pemberontak di Suriah, telah meminta pertolongan kepada dunia. Pemimpin-pemimpin negara di seluruh dunia menawarkan dukungan untuk membantu usaha penyelamatan di Turki dan Suriah.

Turki mendeklarasikan keadaan darurat negara di provinsi-provinsi yang terdampak dan meminta warga untuk tidak menggunakan telepon seluler sehingga tim-tim penyelamat dapat berkoordinasi.

Jutaan orang di Turki, Suriah, Lebanon, Siprus, dan Israel dilaporkan merasakan getaran gempa – yang titik pusatnya berada di dekat Kota Gaziantep di Turki.

Pada Senin pagi, pihak KBRI di Ankara mengatakan tidak ada korban tewas warga negara Indonesia (WNI) menyusul gempa di Turki. Meski begitu, sejumlah WNI di Kahramanmaras harus meninggalkan apartemen karena mengalami kerusakan parah.

“KBRI Ankara sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat,” tulis penyataan KBRI.

Sejauh ini, tiga orang WNI mengalami luka, satu orang di Kahramanmaras dan dua orang Hatay, dan sudah dirujuk ke rumah sakit terdekat.

Terdapat sekitar 6500 WNI yang terdata tinggal di seluruh Turki. Dari jumlah tersebut terdapat sekitar 500 orang tinggal di area gempa dan sekitarnya. Sebagian besar berstatus pelajar dan mahasiswa dan sebagian lainnya adalah WNI yang menikah dengan warga setempat serta pekerja di organisasi internasional.

Gempa kuat yang melanda Turki selatan pada Senin pagi juga merusak pipa gas alam di wilayah tersebut. Perusahaan energi negara BOTAS telah mengkonfirmasi kerusakan itu. Video yang beredar secara online menunjukkan semburan api besar yang meletus ke udara. Api tampak berkobar menjulang ke langit. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews