LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Komisi II DPRD Kota Pekanbaru memanggil pihak Pertamina, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan PT Surya Global Mandiri (SGM) serta 60 pemilik pangkalan gas elpiji 3 kg, Selasa 21 Februari 2023.
Rapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Dapot Sinaga didampingi Wakil Ketua Hj Arwinda Gusmalina serta anggota lainnya Eri Sumarni, Jepta Sitohang dan Munawar Syahputra turut dihadiri Wakil Ketua DPRD Kota Pekanbaru Tengku Azwendi Fajri SE.
Komisi II melakukan rapat dengar pendapat di Ruang Paripurna Gedung Balai Payung Sekaki ini karena adanya laporan kelangkaan pasokan gas elpiji yang dialami oleh pangkalan di bawah naungan PT SGM.
Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Dapot Sinaga menyampaikan bahwa PT SGM diketahui sudah dua bulan tidak menyalurkan gas elpiji 3 kg ke pangkalan. “Dari Pertamina menyampaikan gas elpiji itu ada, tapi tidak disalurkan agen ke pangkalan,” kata Dapot.
Namun, dalam rapat yang dihadiri puluhan pemilik pangkalan gas ini, tidak ada satupun perwakilan dari PT SGM yang hadir untuk memberikan kejelasan terhadap persoalan gas melon tersebut. “Agen di Pekanbaru ada 23, sekarang dihapuskan saja dulu PT SGM. Dan kami minta Pertamina menyalurkan gas dari agen lain agar pangkalan bisa jalan lagi,” ungkap Dapot.
Dari rapat yang berjalan lebih kurang 2 jam ini, tidak ada hasil yang diputuskan. Hal ini lantaran pihak Pertamina tidak bisa memberikan jawaban yang pasti terkait dengan permasalahan yang dialami oleh PT SGM dan puluhan pangkalan gas elpiji. “Hari Senin pekan depan kita akan rapat lagi di Pertamina,” ujar Dapot.
Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan Pertamina jangan bermain-main dalam hal menyikapi persoalan gas elpiji 3 kg. Sehingga, kedepan tidak lagi ada agen gas elpiji yang mengalami kesalahan serupa.
“Kami minta data dari Pertamina untuk 23 agen di Pekanbaru, selain itu kontrak dari pangkalan harus diketahui oleh Pertamina. Bukan kontrak antara agen dan pangkalan seperti sekarang,” tutup Dapot.
Anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Eri Sumarni memberikan waktu kepada PT SGM dan Pertamina selama 4 hari untuk menyelesaikan permasalahan mandeknya pendistribusian gas elpiji 3 kg.
“Awalnya 3 minggu, tapi itu kelamaan dan ada pangkalan yang sudah habis kontrak, jadi keputusannya hari Senin 27 Februari 2023,” terang Eri.
Politisi Hanura ini pun berharap dalam waktu 4 hari ini Pertamina dan Disperindag Pekanbaru bisa menyelesaikan permasalahan ini.
“Kami minta kejelasan mau dikemanakan nasib 60 pangkalan ini. Mereka sudah memakan biaya banyak untuk membuka pangkalan ini dengan modal besar,” tegasnya.
Pemilik pangkalan gas elpiji 3 kg mengeluhkan sikap dari PT SGM selaku agen gas elpiji. Irfan Hura, salah seorang pemilik pangkalan gas elpiji 3 kilogram mengatakan, secara sepihak PT SGM memutus pendistribusian tabung gas melon ini.
“Tanpa ada kejelasan apapun, dari kemarin sudah layangkan surat ke PT SGM kemudian ke Pertamina juga,” tutur Irfan.
Irfan bersama para pemilik pangkalan ini mengaku tidak puas dengan jawaban yang dikeluarkan oleh perwakilan dari Pertamina pada saat RDP bersama Komisi II. “Selalu berbelit-belit, gak ada kepastian. Mangkanya kami mengadu ke DPRD Pekanbaru ini,” cetusnya.
Irfan menceritakan jawaban dari Pertamina, kuota untuk agen PT SGM ini sejatinya tidak diberhentikan oleh Pertamina. Namun, sejak bulan Desember tahun 2022 lalu, pangkalan di bawah naungan PT SGM tidak lagi menerima pendistribusian gas bersubsidi ini.
“Pertamina selalu berbelit-belit jawabannya, ketika kami (pemilik pangkalan) ke Pertamina dan di DPRD ini jawaban Pertamina berbelit,” tegasnya.
Ia berharap Pertamina selaku induk agen dan pangkalan gas elpiji 3 kilogram bisa memberikan solusi atas permasalahan dan kerugian yang sudah dialami oleh pemilik pangkalan ini. “Kami berharap pihak Pertamina mencari solusi agar pangkalan kami bisa beroperasi kembali,” harapnya.
Irfan beserta puluhan pangkalan yang dibawah naungan PT SGM ini juga mengaku sudah mendatangi kantor PT SGM. Namun, puluhan pemilik pangkalan ini tidak bisa menghubungi dan menemui manajemen PT SGM untuk dimintai kejelasan terhadap persoalan ini.
Sementara itu, Harry yang merupakan perwakilan dari Pertamina, ketika ditemui oleh para awak media tidak bersedia dimintai keterangan. Sembari keluar dari ruangan rapat, Hary terus berjalan sembari menelpon.
Sedangkan Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru Harry Pratama mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan pengawasan terhadap pasokan gas elpiji 3 kg.
Disperindag sendiri, sudah memanggil 23 agen gas bersubsidi. Pemanggilan ini dilakukan Disperindag Kota Pekanbaru buntut dari mandeknya pendistribusian gas elpiji dari PT Surya Global Mandiri (SGM) selaku agen ke lebih dari 60 pangkalan.
“Pada rapat saat itu PT SGM tidak hadir, tapi Pertamina menyanggupi untuk ketersediaan gas elpiji terpenuhi di Pekanbaru,” ucap Harry.
Namun, sayangnya kesepakatan tersebut hanya berupa lisan dari Pertamina tanpa adanya dibarengi dengan surat perjanjian antara Pertamina, Disperindag Pekanbaru dan pihak pangkalan. “Pada rapat itu disampaikan, tapi tidak ada surat. Itu (hasil rapat) jadi notulen rapat kami (Disperindag),” singkatnya.
Diterangkan Harry, sejatinya penguatan itu sudah dilakukan oleh Pertamina sejak rapat pada tanggal 9 Februari 2023 kemarin. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi di lapangan, Disperindag sampai saat ini belum mendapatkan laporan dari Pertamina.
“Kemungkinan itu belum direalisasikan oleh Pertamina, untuk lebih jauh nanti akan dikomunikasikan ke Pertamina,” tutup Harry. (Adv)