Risiko Osteoporosis Wanita Lebih Tinggi Dibandingkan Pria, Ini Alasannya

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Osteoporosis adalah kondisi yang umumnya terkait dengan penuaan, terutama pada wanita. Ini adalah penyakit tulang yang membuat tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Meskipun pria juga dapat mengalami osteoporosis, risiko osteoporosis pada wanita jauh lebih tinggi dibandingkan pria. Ada banyak faktor yang menyebabkan perbedaan risiko ini, dan dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa alasan mengapa wanita lebih rentan terhadap osteoporosis.

1. Faktor Hormonal

Salah satu faktor utama yang menjelaskan mengapa risiko osteoporosis lebih tinggi pada wanita adalah perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuh mereka. Hormon estrogen memiliki peran penting dalam menjaga kepadatan tulang. Saat wanita mencapai masa menopause, produksi estrogen dalam tubuh mereka menurun drastis. Ini mengakibatkan penurunan kepadatan tulang yang signifikan. Sebaliknya, pria mengalami penurunan produksi hormon testosteron, tetapi penurunan ini umumnya lebih lambat daripada penurunan estrogen pada wanita. Oleh karena itu, perubahan hormonal ini menjadikan wanita lebih rentan terhadap osteoporosis.

2. Kehamilan dan Menyusui

Wanita sering kali mengalami kehamilan dan menyusui selama masa hidup mereka. Selama kehamilan, tubuh wanita menyerap sejumlah besar kalsium dari tulang untuk mendukung pertumbuhan janin. Setelah melahirkan, menyusui juga memerlukan tambahan kalsium. Kehamilan dan menyusui ini dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang, terutama jika asupan kalsium yang mencukupi tidak dijaga. Meskipun kehamilan dan menyusui adalah hal yang alami, mereka dapat meningkatkan risiko osteoporosis pada wanita.

3. Harapan Hidup Lebih Panjang

Wanita cenderung memiliki harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan pria. Kehidupan yang lebih panjang berarti lebih banyak waktu untuk mengalami penurunan kepadatan tulang. Semakin tua seseorang, semakin tinggi risiko osteoporosis. Oleh karena itu, wanita cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi karena umumnya hidup lebih lama daripada pria.

4. Faktor Genetik

Faktor genetik juga memainkan peran dalam risiko osteoporosis. Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan osteoporosis, risiko mereka untuk mengembangkan kondisi ini meningkat. Kecenderungan genetik ini dapat mewarisi kerentanan terhadap osteoporosis, dan itu seringkali lebih umum terjadi pada wanita. Oleh karena itu, faktor genetik dapat menjadi penyebab tambahan mengapa wanita lebih rentan terhadap osteoporosis.

5. Asupan Kalsium yang Rendah

Asupan kalsium yang cukup penting untuk menjaga kesehatan tulang. Wanita sering kali lebih rentan terhadap defisiensi kalsium karena banyak faktor, seperti diet yang mungkin kurang mengandung produk susu atau makanan yang kaya kalsium. Diet yang rendah kalsium dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis. Pria cenderung memiliki kecenderungan untuk mengonsumsi lebih banyak makanan yang kaya kalsium, yang dapat membantu melindungi tulang mereka.

6. Gaya Hidup

Gaya hidup juga memainkan peran penting dalam risiko osteoporosis. Wanita sering kali lebih cenderung untuk menghindari aktivitas fisik yang berat dan memilih jenis latihan yang mungkin tidak membantu memperkuat tulang. Di sisi lain, pria sering terlibat dalam kegiatan fisik yang dapat membantu membangun kepadatan tulang, seperti angkat beban atau olahraga berat lainnya. Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan dan merokok juga dapat meningkatkan risiko osteoporosis pada wanita.

7. Kebiasaan Makan dan Diet

Diet wanita sering kali lebih terfokus pada menjaga berat badan yang rendah. Beberapa wanita mungkin menghindari konsumsi makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Ini dapat menyebabkan defisiensi nutrisi yang berkontribusi pada penurunan kepadatan tulang. Selain itu, gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia juga dapat menyebabkan risiko osteoporosis yang lebih tinggi pada wanita.

8. Penggunaan Obat-Obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti steroid dan beberapa obat antiinflamasi, dapat memengaruhi metabolisme tulang dan menyebabkan penurunan kepadatan tulang. Wanita mungkin lebih cenderung menggunakan obat-obatan ini untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu, seperti arthritis atau kondisi autoimun lainnya. Akibatnya, penggunaan obat-obatan ini dapat meningkatkan risiko osteoporosis pada wanita.

 

Risiko osteoporosis yang lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria dapat dijelaskan oleh sejumlah faktor, termasuk perubahan hormonal, kehamilan, harapan hidup yang lebih panjang, faktor genetik, asupan kalsium yang rendah, gaya hidup, kebiasaan makan dan diet, serta penggunaan obat-obatan. Memahami faktor-faktor ini penting agar wanita dapat mengambil tindakan pencegahan yang tepat untuk menjaga kesehatan tulang mereka. Ini termasuk mengonsumsi cukup kalsium, berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang memperkuat tulang, dan menjaga diet seimbang. Selain itu, berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk memahami risiko individu dan mendiskusikan pilihan perawatan atau pencegahan yang sesuai sangat penting untuk mengurangi risiko osteoporosis pada wanita.***

Editor: Fahrul Rozi/Penulis: M.Amrin Hakim

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews