LAMANRIAU.COM, BANGLADESH – Sedikitnya 10 orang meninggal dunia dan ribuan rumah hancur di kamp pengungsi Rohingya di Bangladesh akibat hujan Monsun yang terjadi sejak bulan April lalu.
Departemen Meteorologi Bangladesh pada Minggu (14/7) mengatakan bahwa wilayab Cox Bazae merupakan wilayah yang paling larah terkena dampak bencana. Wilayah itu sendiri merupakan rumah bagi hampir satu juta pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar.
Sementara itu, seorang juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dalam sebuah pernyataan mengatakan, hujan lebat memicu tanah longsor di kamp-kamp pengungsi yang sebagian besar dibangun di lereng bukit. Akibatnya, sekitar 4.889 terpal dan gubuk bambu hancur.
Selain itu, hujan lebat juga menyebabkan lebih dari 200 tanah longsor terjadi sejak April di kamp-kamp yang dibangun di dekat perbatasan dengan Myanmar.
Sejak saat itu, menurut laporan PBB yang dimuat Channel News Asia, sedikitnya 10 orang tewas. Dalam minggu terakhir saja, dua anak di bawah umur Rohingya meninggal dan 6.000 orang lainnya tidak terlindung karena hujan lebat.
Sementara itu, jurubicara World Food Programme (WFP) Gemma Snowdon mengatakan mereka harus secara signifikan meningkatkan bantuan di kamp-kamp untuk mengatasi musim hujan.
“Sejauh ini 11.400 orang memerlukan bantuan makanan tambahan karena hujan lebat, dibandingkan dengan 7.000 selama seluruh Juli 2018,” ujarnya. (rmol)