Larangan Terbang 737 Max, Penjualan Boeing Anjlok

LAMANRIAU.COM, CHICAGO – Karena larangan terbang pesawat Boeing 737 Max di seluruh dunia, pengiriman pesawat Boeing turun drastis pada semester pertama 2019. Akibatnya, Boeing pun terancam kehilangan pangsa pasar sebagai produsen pesawat terbesar.

Menurut laporan Boeing, pengiriman pesawat pada periode Januari hingga Juni 2019 turun hingga 37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Produsen pembuat pesawat terbang asal AS ini tidak menjabarkan secara detail berapa jumlah pesawat yang telah dikirim di paruh pertama tahun 2019 ini.

Namun, analis dari firma keuangan Jefferies mengatakan bahwa tidak akan ada pengiriman pesawat 737 Max pada kuartal dua dan tiga tahun ini. Pengiriman 737 Max hingga akhir tahun diestimasi sekitar 236 pesawat.

Sebagai perbandingan, pada 2018 lalu, Boeing mengirimkan total 580 pesawat 737 dalam periode setahun penuh.

Sementara itu Airbus, pabrikan pesawat asal Prancis yang merupakan rival utama Boeing, mengklaim telah mengirim 389 pesawat di periode yang sama (semester pertama 2019). Jumlah tersebut naik 28 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Mengutip Reuters, penurunan pengiriman jumlah pesawat ini bisa mengancam gelar Boeing sebagai pabrikan pesawat terbesar di dunia.

Hingga akhir 2019 nanti, pengiriman Boeing diprediksi akan tertinggal dari Airbus. Jika benar terjadi, maka hal itu adalah yang pertama kalinya sepanjang delapan tahun terakhir.

Seperti diketahui, pasca-kecelakaan pesawat 737 Max milik maskapai penerbangan Lion Air dan Ethiopian Airlines beberapa lalu, otoritas penerbangan di berbagai belahan dunia memberlakukan larangan terbang (grounded) seluruh 737 Max.

Kapasitas produksi pesawat 737 Max pun diturunkan menjadi 42 pesawat per bulan, dari sebelumnya 52 pesawat.

Pengiriman pesawat 737 Max telah dihentikan sejak Maret lalu, setelah kecelakaan Ethiopian Airlines yang menewaskan 157 penumpang dan kru. Sejak itu, Boeing belum mengantongi pesanan pesawat seri 737 lagi.

Bahkan, sejumlah maskapai penerbangan malah membatalkan pesanan pesawat 737 Max. Yang terbaru adalah maskapai LCC Flyadeal, anak usaha Saudi Arabian Airlines, yakni sebanyak 50 pesawat. (rts)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *