Thailand Klaim Temukan Obat Virus Korona

LAMANRIAU.COM, BANGKOK – Seorang perempuan di Thailand yang terinfeksi virus korona jenis baru (2019-nCov) dmenunjukkan peningkatan dramatis.

Hal itu terjadi setelah perempuan asal Tiongkok itu dirawat dan diberi obat berupa dengan campuran antivirus yang digunakan untuk mengobati flu dan HIV.

Kementerian Kesehatan Thailand mengatakan, pasien berusia 71 tahun itu dites negatif virus korona dalam waktu 48 jam setelah dokter Thailand memberikan kombinasi obat.

“Hasil lab positif pada virus korona berubah negatif dalam 48 jam. Dari kelelahan sebelumnya, dia bisa duduk di tempat tidur 12 jam kemudian,” ujar dokter Kriengsak Attipornwanich dari Kementerian Kesehatan Thailand seperti dikutip scmp.com, Senin (3/2/2020).

Disebutkan, para dokter yang merawat perempuan itu menggabungkan obat antiflu oseltamivir dengan lopinavir dan ritonavir, antivirus yang digunakan untuk mengobati HIV. Dikatakan, Kemkes Thailand sedang menunggu hasil pasti dari penelitian untuk membuktikan temuan itu.

Thailand sejauh ini telah mendeteksi 19 kasus positif virus korona. Angka itu merupakan jumlah kasus tertinggi kedua di luar Tiongkok setelah Jepang, yang mencatat 20 kasus. Sejauh ini sudah 8 pasien virus korona yang dinyatakan sembuh di Thailand dan 11 lainnya masih dirawat di rumah sakit.

Dalam sebuah video yang dirilis pada Minggu (2/2/2020), Menteri Kesehatan Thailand, Anutin Charnvirakul mengunjungi seorang pasien dari Wuhan, Tiongkok, yang telah pulih dari virus korona. Dia mengobrol dengannya dalam bahasa Mandarin dan pasien itu mengucapkan terima kasih kepada Menkes serta staf medis.

Pihak berwenang Thailand terus membatasi pengunjung asal Tiongkok. Keberadaan turis asal Tiongkok membantu pengembangan pariwisata Thailand.

Pesan dukungan yang mengatakan “Hati kami ke Wuhan” dalam bahasa Inggris, Tiongkok, dan Thailand dipasang di mal-mal Kota Bangkok yang populer dengan turis.

Sebagian besar kasus yang dikonfirmasi positif terinfeksi virus korona di Thailand adalah turis asal Tiongkok. Namun, pekan lalu, Pemerintah Thailand melaporkan seorang sopir taksi yang merupakan warga lokal didiagnosis terinfeksi virus mematikan itu.

Sopir taksi belum pernah melakukan perjalanan ke Tiongkok , tetapi diperkirakan dia pernah melakukan kontak dengan wisatawan asal Tiongkok.

Pemerintah Thailand juga tengah menghadapi kritik publik bahwa mereka telah lambat untuk mengevakuasi sejumlah warganya dari Provinsi Hubei, Tiongkok. Menkes Anutin mengatakan evakuasi akan terjadi dilakukan Selasa (4/2/2020) dan warga yang kembali akan dikarantina selama 14 hari. (SP)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *