Dugaan Kematian Anak Gajah di PLG Minas Akibat Virus

lamanriau

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Dunia konservasi merasa berduka atas kematian seorang anak gajah betina berusia 3 tahun di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas. Anak gajah ini diduga meninggal akibat infeksi virus. Gajah tersebut bernama Rizki, lahir pada 18 September 2020 di PLG Minas dari induk gajah binaan bernama NIA.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau, Genman Suhefti Hasibuan, mengungkapkan bahwa kematian Rizki pertama kali diketahui oleh mahout atau pawang gajah pada Jumat, 11 Agustus, sekitar pukul 08.00. Saat itu, gajah sedang diantar untuk dimandikan, minum, dan makan. Setelah itu, gajah dibawa ke hutan dalam kondisi sehat tanpa ada tanda-tanda penyakit.

Namun, pada pukul 17.00 WIB pada hari yang sama, mahout melihat pembengkakan pada wajah Rizki saat gajah hendak kembali dari hutan ke PLG Minas. Gajah segera dibawa kembali ke PLG Minas untuk mendapatkan perawatan medis. Sekitar pukul 18.00 WIB, tim medis Balai BKSDA Riau di Pekanbaru diberitahu tentang kondisi Rizki.

Tim medis merekomendasikan penambahan makanan nutrisi dan pengawasan lebih lanjut. Namun, meskipun dilakukan observasi secara berkala, tidak ada perubahan signifikan pada kondisi Rizki selain pembengkakan pada wajah. Kejadian ini semakin menyedihkan karena pada hari berikutnya, Sabtu, 12 Agustus, pukul 07.00 WIB, Rizki ditemukan telah meninggal dunia.

Tim medis segera melakukan nekropsi dan analisis patologi anatomi untuk menentukan penyebab kematian Rizki. Diduga kuat, kematian gajah ini disebabkan oleh infeksi virus penyakit EEHV (Elephant Endotheliotropic Herves Virus). Tanda-tanda lainnya termasuk perubahan warna lidah menjadi kebiruan, pembengkakan pada wajah dan mata, adanya cairan berlendir di anus, serta tanda-tanda lain pada organ dalam seperti ginjal, perut, dan jantung.

Kematian Rizki menjadi pengingat penting akan tantangan yang dihadapi dalam menjaga kesehatan dan konservasi populasi gajah, serta pentingnya upaya pencegahan dan pemantauan penyakit dalam upaya memelihara satwa liar yang terancam.

Editor: Fahrul Rozi/Penulis: M.Amrin Hakim

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews