Disdik Riau Aktif Telusuri Bakat dan Kreatifitas Anak Berkebutuhan Khusus Berprestasi

Lomba festival dan literasi yang diperuntukkan khusus bagi anak berkebutuhan khusus beberapa waktu silam (Foto: Disdik Riau)

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya, tidak mampu menunjukan mental, emosi ataupun fisik.

Yang termasuk kedalam ABK antara lain tunanetra (kebutaan), tunarungu (ketulian), tunagrahit a(keterbelakangan mental), tunadaksa (kelainan fisik), tunalaras (gangguan emosi), dan lainnya.

Untuk itu Dinas Pendidikan Provinsi Riau melalui Bidang Pendidikan Khusus-dan Pendidikan Layanan Khusus (PK-PLK) telah melaksanakan program Penelusuran Minat Bakat dan Kreatifitas PK-PLK di Provinsi Riau.

Setiap Sekolah Luar Biasa (SLB) di Provinsi Riau sudah membentuk Tim Assessment (penilai) untuk melihat jenis ketunaan dari anak-anak tersebut, kemudian disaat sambil belajar diketahuilah minat dan bakat anak tersebut.

Pendidikan di SLB juga melakukan pelajaran lifeskill, seperti bagaiamana anak tersebut bisa berpakaian, mandi yang akan mengurangi beban orangtua dalam mengurus Anak Bekebutuhan Khusus.

Kepala Bidang PK-PLK Disdik Riau, Kaifi Azmi mengungkapkan, bahwa pendidikan vokasi (ilmu terapan) dan pendidikan karakter menjadi domain dalam pembelajaran ABK di SLB.

“Kita didik dan arahkan mereka untuk mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan ringan yang mungkin nanti bisa menyambung hidupnya,” ujar Kaifi Azmi.

Disdik Riau melalui Bidang PK-PLK sudah melakukan pendidikan keterampilan pekerjaan ringan dan prakarya tangan seperti doorsmeer, membatik, merias dan lainnya.

“Untuk membatik kami sudah bekerjasama dengan perusahaan yang mau menerima hasil pekerjaan batik para anak-anak ABK sebagai penjualan, jadi sudah ada pemasaran dan lapangan pekerjaan,”jJelas Kaifi Azmi.

Karya-karya tulis dan karya tangan hasil anak-anak ABK sudah diperlombakan hingga tingkat nasional dan provinsi.

“Satu-satunya hambatan bagi kami adalah masih banyak orangtua yang masih enggan mendaftarkan anaknya ke SLB terdekat, maka dari itu kami sifatnya menjemput bola, kita rayu dan bujuk agar mau mendaftarkan anaknya,” sambung Kaifi Azmi

Banyak persepsi orangtua yang mempunyai Anak dengan Berkebutuhan Khusus adalah menjadi aib, malu dan tabu jika diketahui oleh orang lain.

“Disetiap kekurangan anak itu pasti ada kelebihannya, dan sampai saat ini di Provinsi Riau sudah mempunyai 45 SLB, yang berdasarkan perhitungan kasar jumlah total murid berkisar sekitar tiga hingga empat ribuan ABK,” jelas Kaifi Azmi. (bin) 

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *