Kampus  

Era 4.0, Prof Tian: Dosen Unri Harus Familiar Memanfaatkan Teknologi

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU  Dalam pogram Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, ada pembelajaran bagi mahasiswa belajar di luar kampus maksimal tiga semester.

Meski secara konsep bagus, program belajar tiga semester di luar prodi melalui pertukaran pelajar dalam pelaksanaannya mempunyai berbagai tantangan.

“Pertama adanya kemungkinan kesenjangan kualitas antar kampus. Bagi kampus dengan kualitasnya setara, mungkin tidak akan jadi soal, tapi apakah kampus yang kualitasnya bagus itu bersedia bermitra dengan kampus yang kualitasnya di bawahnya,” kata Dewan Pengawas (Dewas) Universitas Riau (Unri), Prof Ir Tian Belawati MEd PhD.

Trian menyebut, perlu alternatif teknis metode pembelajaran yang bisa diterapkan untuk mewujudkan gagasan kampus merdeka, salah satunya adalah blended learning. Blended learning merupakan kombinasi pengajaran langsung secara tatap muka dan pengajaran daring.

Dengan adanya blended learning, mahasiswa memungkinkan untuk mengakses pembelajaran dari mana saja, tanpa harus tatap muka di dalam kelas. Hal ini dinilai bisa menjadi solusi atas terbatasnya kapasitas ruang atau gedung di sebuah kampus.

“Jadi selama pembelajaran itu mahasiswa tidak perlu tatap muka langsung dengan dosennya, tetapi diskusi bisa dilakukan melalui platform online,” lanjut Tian dalam penyampaian materinya pada kegiatan kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) Unri Tahun Penganggaran 2021.

Tambahnya, Blended learning bisa juga memanfaatkan gadget, dimana sebagian besar kampus termasuk luar negeri memakai model karena open source. Dengan adanya pelatihan-pelatihan diharapkan makin mengoptimalkan fitur-fitur di model. Sebab dosen bisa mendesain mata kuliah berdasarkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS).

Sudah banyak universitas di dunia menyediakan presentasi online untuk kelas-kelas popular, beberapa presentasi ini juga tersedia untuk umum.

Seperti MOOCs (Massive Online Open Courses) telah mengembangkan batas-batas pendidikan yang lebih tinggi. MOOCs merupakan metode belajar jarak jauh dengan skala-besar, gratis dan bisa diakses siapa saja dan di mana saja mereka berada di dunia.

MOOCs menyediakan beberapa platform, platform yang umum meliputi, Coursera, Udacity, edx, Akademi Khan, dan Duolingo.

Penyelenggara jurusan MOOCs ini ditawarkan oleh universitas-universitas terkemuka dari seluruh dunia. Jurusan-jurusan ini biasanya memiliki waktu yang sama dengan semester dan kurikulum mahasiswa yang mengambil jurusan tersebut sepenuhnya di universitas.

“Banyak professor mengajar pada jurusan-jurusan ini, dengan dukungan dari universitas, berinteraksi dengan mahasiswa melalui group telepon, diskusi di forum, atau saran di tugas-tugas. Banyak mahasiswa yang juga membuat pertemuan lokal dan kelompok belajar online. Dengan adanya kelas online, ini tidak menjadi hambatan untuk membagi ide dan tugas kelompok,” tutur Tian.

Dengan demikian, implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka tidak harus merubah mata kuliah tapi merekonstruksikan dari mata kuliah yang sudah ada dan didistribusikan pada praktik yang sesuai mata kuliah. “Karena di era 4.0, pembelajaran sudah melibatkan teknologi. Maka dosen-dosen juga harus familiar memanfaatkan teknologi,” tutupnya. (MCR)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *