Pesan Paskah: Corona Adalah Dosa Ekologis

Mgr Ignatius Suharyo (tengah) memimpin misa Minggu Paskah di Gereja Katedral Jakarta, Minggu, 12 April 2020/NET

LAMANRIAU.COM, JAKARTA – Umat Kristen harus menjadi yang terdepan dalam menghentikan dosa ekologis, serta semua tindakan yang merusak alam dan mengganggu keseimbangan ekologis. Merebaknya wabah coronavirus diseases 2019 (Covid-19) adalah dampak dari dosa ekologis yang diperbuat manusia.

“Banyak pendapat tentang penyebab Covid-19. Tapi, pendapat yang masuk akal dan sesuai dengan iman adalah kerusakan ekologis,” kata Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo dalam kotbah Minggu Paskah (12/4/2020) yang disiarkan langsung TVRI.

Sebagai makhluk tertinggi yang diciptakan sesuai gambaran dan citra Allah, manusia wajib menjaga alam. Karena manusia tidak mungkin bisa hidup dengan aman dan sejahtera bila tidak mendapatkan dukungan alam.

Ketika alam dirusak dengan berbagai kegiatan manusia yang eksploitatif, alam bereaksi. Alam memberikan pelajaran. Alam menunjukkan ketidaksukaan. “Covid-19 menyampaikan pesan alam agar manusia tidak sombong dan serakah, mengeksploitasi alam berlebihan,” ujar Uskup.

Untuk itu, manusia harus bersahabat dengan alam dengan cara merawat, tidak merusaknya, dan menjaga keseimbangan. Sebagaimana manusia terus beranak cucu, alam pun harus dijaga demi kelangsungan hidup anak cucu. Wacana sustainability development atau pembangunan berkelanjutan perlu terus direalisasikan.

Hari ini, Minggu, 12 April 2020, pukul 12.15 WIB atau 03.12 GMT, jumlah penduduk bumi yang positif Covid-19 sudah mencapai 1,7 juta. Dari jumlah itu, 108.828 orang meninggal, 404.031 sembuh. Sekitar 50.592 adalah pasien Covid-19 dalam kondisi kritis dan 1,2 juta dalam kondisi ringan.

Angka positif Covid-19 tertinggi ada di AS, yakni mencapai 532.879 dengan jumlah kematian 20.577. Untuk pertama kali, jumlah pasien corona meninggal di AS melampaui Italia, 19.464.

Tiongkok, negeri pertama yang menjadi episentrum Covid-19, berada di urutan keenam dengan 82.052 warga positif dan 3.339 di antaranya meninggal. Meski Wuhan mulai pulih, angka positif corona di Tiongkok masih bertambah.

Jumlah warga positif Covid-19 di Indonesia pada waktu yang sama mencapai 3.842 orang. Sebanyak 327 meninggal dan 286 sembuh. Angka kematian lebih besar dibanding yang sembuh.

Dengan jumlah penduduk 270 juta jiwa, wilayah kepulauan yang luas, dan sistem politik yang demokratis, penyebaran Covid-19 di Indonesia tergolong cepat.

Oleh karena itu, sejak pekan kedua Maret 2020, pemerintah mengimbau jaga jarak, dan mulai pekan kedua April, DKI Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna memutus mata rantai penularan corona. PSBB juga segera diterapkan oleh Provinsi Jabar untuk wilayah Depok, Bogor, dan Bekasi. Juga Provinsi Banten untuk Tangerang.

Sesuai arahan pemerintah untuk menjaga jarak fisik, sejak pertengahan Maret 2020, sekolah diliburkan, pekerjaan dilakukan dari rumah, dan beribadah di rumah. Itu sebabnya, ibadah Tri Hari Suci dan Minggu Paskah dilakukan di rumah. Umat Kristen mengikuti ibadah lewat televisi. (BSC)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *