Kuncinya di Keyakinan, Pintu Masuknya di Dadamu

Ilustrasi/NET

MASIH bingung mencari pintu masuk ketenangan dan kedamaian jiwa? Masih galau karena kuncinya pun tak diketahui ada di mana?

Bacalah pelan-pelan tulisan di bawah ini. Tarik nafas dalam-dalam dan jangan lupa membaca basmalah. InsyaAllah akan ketemu kunci dan pintu masuknya. Selamat membaca.

“Yakinlah bahwa tidak ada yang lebih sayang kepada kita dibandingkan dengan sayangnya Allah pada kita. Yakinlah bahwa tidak ada yang lebih tahu tentang cita-cita kita dibandingkan dengan pengetahuan Allah tentang cita-cita kita itu. Yakinlah bahwa tak ada yang lebih mampu dari Allah dalam menghindarkan kita dari kesulitan dan kesengsaraan. Lalu, alasan apa yang bisa menjadikan kita enggan kembali dan mendekat kepada Allah?”

“Yakinlah bahwa semua yang kita miliki adalah memiliki batas waktu untuk bersama kita. Ada waktu kita harus meninggalkannya atau ia meninggalkan kita. Bukankah banyak kisah sahabat karib masa lalu menjadi musuh bebuyutan masa kini? Bukankah banyak harta yang menjadi milik kita masa lalu kini berpindah tangan menjadi milik orang lain? Hanya Allah yang tidak pernah meninggalkan kita walaupun kita sering meninggalkanNya. Lalu, alasan apa yang membenarkan kita lari menjauh dariNya?”

“Yakinlah bahwa hanya Allah yang tahu tentang hakikat baik buruknya kita. Jangan tertipu dengan pujian orang dan jangan merasa sedih dengan hinaan orang. Orang masuk surga bukan karena diangkat tetangganya sebagai ahli surga, sebagaimana orang juga tidak masuk neraka karena dimasukkan teman-temannya sebagai bagian dari ahli neraka. Kita lebih tahu tentang kita dibandingkan orang lain. Allah adalah yang paling tahu tentang hakikat kita sesungguhnya. Lalu, alasan apa yang memaksa kita selalu minta penilaian pada orang lain?”

“Yakinlah bahwa semakin lama kita semakin tua, semakin tua kita semakin mendekat pada ajal. Ajal itu tak akan memanjang atau memendek dari waktu yang ditentukan. Masa lalu telah berlalu, masa kini sedang kita jalani, dan masa yang akan datang akan segera datang. Yakinkanlah bahwa kita berjalan menuju titik akhir yang indah. Tatalah kehidupan untuk senantiasa lebih baik dari yang sudah-sudah.” Salam.

[KH Ahmad Imam Mawardi]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *