Nilai Diri Kita Ditentukan oleh Siapa?

MENGGANTUNGKAN nilai diri pada penilaian dan pandangan orang lain adalah perbuatan yang seringkali mengantarkan pada derita panjang dan kesia-siaan.

Setiap saat disibukkan dengan pencitraan dan tuntutan menampilkan diri bukan apa adanya, melainkan mengikuti selera orang. Ada banyak efek negatif yang akan menyusul sebagai akibat.

Karena setiap orang tidak memiliki penilaian tetap akan sesuatu, maka pada saatnya kita tak mampu untuk mengikuti perubahan penilaian itu.

Pertama adalah karena begitu banyaknya keinginan orang yang harus kita ikuti, dan ini tidak mungkin terpenuhi semua.

Kedua adalah karena pasti ada pemberontakan dalam diri kita antara akal, hati dan nafsu kita yang akhirnya menghilangkan kemampuan kita menikmati apa yang ada. Ketiga adalah karena keterbatasan apa yang kita miliki, tak mungkin tampil selalu berubah mengikuti setiap kemauan orang lain.

Lalu, di manakah kita harus gantungkan nilai kita? Biarlah cukup Allah yang menilai kita. Caranya? Lakukan apa yang Allah suka dan Allah perintahkan. Jauhi semua perbuatan yang Allah tak suka dan tak ridlai.

Lalu bagaimana dengan penilaian orang akan kita? Allah yang akan mengatur semuanya. Penggenggap hati dan pikiran manusia adalah Allah. Sejarah menunjukkan fakta kepada kita bahwa orang-orang pilihan Allah, manusia-manusia yang shalih dan taat kepada Allah pasti dipandang mulia oleh banyak orang dan didoakan kebaikan sepanjang masa.

Belajarlah untuk mengikuti suara hati. Nikmati apa yang ada dan jangan suka mengada-ada. Syukuri apa yang Allah berikan dan jangan tamak atau rakus untuk memiliki apa yang dimiliki orang lain. Dengan begini, hati akan tenang, damai. Itulah stadar atau ukuran nilai kita yang sesungguhnya. Salam penuh syukur.

[KH Ahmad Imam Mawardi]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *